MERINDUKANMU, IBU…

“Dan Kami perintahkan kepada manusia (berbuat baik) kepada dua orang ibu bapaknya ; ibunya yang telah mengandungnya dalam keadaan lemah yang bertambah-tambah dan menyapihnya dalam dua tahun..” (QS Lukman 31:14)

Dalam perjalanan naik bis tadi pagi, batin saya mendadak disentak keharuan teramat dalam. Di hadapan saya, nampak seorang ibu muda berdiri sambil menggendong bayi di pelukan bersama seorang anak lelaki berusia sekitar 5 tahun ngamen didepan kami, para penumpang bis. Ibu itu menggunakan daster lusuh berwarna ungu sementara sang bayi dalam gendongannya tertidur pulas dibuai mimpi.

Dengan alat musik kincring-kincring yang terbuat dari tutup botol bekas yang dipakukan ke sebilah kayu, sang anak lelaki mengiringi sang ibu yang mendendangkan lagu “Masih Cinta”-nya Kotak. Suaranya terdengar pelan dan lirih. Seperti menyanyikan kepiluan dan kesedihan teramat sangat.

Tanpa terasa mata saya menghangat, tiba-tiba saya merindukan ibu.

Masih melekat rasanya ingatan itu, sekitar 30 tahun silam, di sebuah malam yang hening, di Bone-Bone–desa yang berada sekitar 500 km dari Makassar dan masuk dalam wilayah Kabupaten Luwu.

Saya terbangun dan melihat dari balik pintu kamar, ibu saya masih disana. Didepan mesin jahit tua kami menyelesaikan pesanan pelanggan bersama lampu petromaks yang mulai redup. Disamping beliau, ayah tertidur menemani di kursi rotan usang kami. Segelas kopi terlihat separuh isinya diatas meja didekat ayah tidur. Ibu nampak letih, beberapa kali beliau mengerjap-ngerjapkan mata menahan kantuk. Pesanan Jahitan memang sedang banyak ketika itu karena kebetulan disaat yang sama ada banyak acara pernikahan di desa tempat kami bermukim.

Tiba-tiba, tanpa diduga ibu melihat ke arah saya yang mendadak panik lalu mencoba untuk bersembunyi kembali ke dalam kamar.

“Sini, nak. Kenapa bangun malam-malam?” tanya beliau dengan sorot mata cemas.

Dengan langkah enggan saya melangkah beringsut ke arah ibu, takut membangunkan ayah yang sedang lelap tertidur.“Mimpi ya? Atau masih takut habis dimarahi Papamu tadi?” tanya ibu saya lembut yang lalu meraih saya ke pelukannya yang hangat. Betapa damai dan tenangnya hati saya. Baca lebih lanjut

“JAM SESSION” WITH CIMART BAND

Meski tak terlihat bulan, malam begitu cerah di Cikarang. Bintang terlihat mengintip malu-malu dilangit utara. Syukurlah, cuaca begitu bersahabat, saya membatin, karena malam ini saya, untuk pertama kalinya akan datang menghadiri latihan band Cimart di Studio Jimmy Manoppo yang dimiliki oleh Pak Ruwiyono yang berada di jalan Jaguar Perumahan Cikarang Baru.

Saya memacu motor yang setiap pagi saya titipkan di tempat penitipan motor di dekat gerbang masuk perumahan cikarang baru, menuju lokasi nge-jam bareng bersama Band Cimart itu. Desir angin malam yang sejuk menerpa wajah saat sepeda motor kesayangan itu saya pacu dengan tingkat kecepatan tertinggi. Kayaknya begini deh sensasinya Valentino Rossi memacu motornya di arena balap Moto GP. Saya ngebut melibas tiga mobil didepan dengan posisi bagaikan pembalap profesional : menunduk melawan arah angin dengan mata menatap waspada kedepan. Gas digeber kencang dan berada pada posisi tingkat transmisi kecepatan tertinggi. Motor saya melesat kencang dan angin mendesing di kedua sisi tubuh saya.

Sesampai di lokasi, saya disambut hangat oleh tuan rumah, Pak Ruwi dengan Pak Annas yang kebetulan pada saat yang sama juga mengkoordinir rapat Divisi Usaha dan Divisi Marketing Cimart bersebelahan dengan ruang studio. “Asyik rasanya, sambil rapat tentang progress usaha Cimart serta rencana-rencana kedepannya sembari mendengarkan musik sayup-sayup sampai dari Cimart band di ruang studio sebelah,” kata Pak Annas berseloroh. Kami tertawa, dan memang begitulah, usaha bersama Cimart yang kita telah gagas bersama dengan semangat kekeluargaan yang tinggi ternyata tidak hanya menghasilkan sinergi luar biasa dari orang-orang yang memiliki minat sama untuk berwirausaha tetapi juga ikut berkolaborasi bersama di dunia musik.

Baca lebih lanjut

FLASH FICTION : BALADA SI KUCING BUTUT

Dari balik jendela yang buram aku menyaksikan sosoknya menari riang diiringi lagu hip-hop yang menghentak dari CD Player dikamar. Poni rambutnya bergoyang-goyang lucu dan mulutnya bersenandung riang mengikuti irama lagu.


Aku terpana. Dan jatuh cinta lagi. Untuk kesekian kalinya.

Aku pernah merasa, Rara, gadis muda usia 16 tahun itu memelihara alter ego seekor kucing betina Anggora yang cantik, anggun tapi juga lincah.


Kejantananku senantiasa bergolak saat melihatnya melintas setiap hari melewati “singgasana”ku, tembok kusam pembatas disamping rumahnya. Kadang-kadang ia melirikku sekilas lalu melanjutkan langkahnya lagi dengan ringan.


Lirikan “maut” dari bola mata bening itu sontak membawa efek luar biasa pada diriku seperti misai naik turun dan ekor bergerak tak teratur.

Sebagai kucing liar penguasa lingkungan sekitar rumah Rara, aku diberi otoritas khusus oleh para kucing pengikutku untuk menempati tempat paling strategis—sebuah pohon mangga rindang tepat disamping kamar gadis pujaanku itu–yang memungkinkan aku mengintai segala aktifitasnya dari jendela. Dengan leluasa.
Baca lebih lanjut

CIMART MULAI MENGGELIAT

Tadi pagi saya dan si sulung Rizky membeli beras di toko Cimart, yang dikelola secara swadaya oleh sejumlah calon-calon wirausaha yang berada disekitar perumahan Cikarang Baru Kota Jababeka. Inisiatif pendirian usaha bersama Cimart berawal dari komunikasi dan interaksi yang intens antara anggota mailing list Cikarang Baru. Bentuk partisipasinya adalah berupa penyetoran saham senilai Rp 10.000/lembar dengan minimal pembelian 100 lembar saham dan maksimum 400 lembar. Dalam UB Cimart ini saya dipercayakan sebagai sekretaris dewan penasehat. Kisah soal ini sudah pernah saya tayangkan disini

Sejak toko yang berlokasi di Jalan Tarum Barat I Blok A4 No.108 Kota Jababeka Perumahan Cikarang Baru ini mulai dibuka awal pertengahan April lalu, memang masih belum banyak komoditas yang diperdagangkan. Baru satu jenis komoditas andalan yakni beras dengan dua jenis yang masing-masing berharga Rp 5500/kg dan Rp 5700/kg. Secara bertahap jualan Cimart akan dilengkapi. Saya dilayani oleh dua orang petugas Cimart yakni Yudi dan Hendra. Konon menurut Yudi per hari ini sudah terjual total 7 karung beras (satu karung berisi 50 kg) Cimart juga melayani pesan antar ke pembeli yang berada di sekitar Perumahan Cikarang Baru. Hanya dengan menelepon (021)91204105 maka tak lama kemudian, pesanan beras anda segera diantar

Konon kata Yudi, kemarin meraka baru saja mengantar 50 kg beras pesanan seorang pelanggan di perumahan Graha Asei dengan menggunakan motor. “Bisa kok pak, dinaikkan diatas sadel motor secara melintang,” ucap Yudi seperti menjawab keheranan saya.

Baca lebih lanjut

FROM CERPEN TO SINETRON : CINTA DALAM SEPOTONG KANGKUNG

Pengantar:


Pada Hari Jum’at 24 April 2009 jam 09.00 pagi di Stasiun TV TPI, akan ditayangkan ulang sinetron “Cinta Dalam Sepiring Kangkung” yang diangkat dari Cerpen saya yang berjudul “Cinta Dalam Sepotong Kangkung” dimuat di Harian Pedoman Rakyat tahun 1991. Sinetron yang dibintangi oleh Nabila Syakieb, Indra Bruggman dan Hendra Cipta ini ditayangkan pertama kali di RCTI pada program Maha Kasih 2 tanggal 9 Desember 2006. Saya memang pernah menuliskan beberapa ide cerita sinetron religi bekerjasama dengan kawan saya penulis skenario Sinemart Yeri Hermanto dan Relitha M Hermanto. Bisa baca disini.


Sebelum nonton sinetronnya, mari kita baca cerpennya. Selamat menikmati.


——————-

MALAM tanpa bintang. Jengkerik berderik-derik, bercengkrama. Angin mati dan pepohonan tegak kaku. Saya menatap dalam-dalam tumis kangkung yang tak habis saya lahap. Potongan-potongan kangkung yang ornamental, tercelup dalam kolam kuah yang eksotik berwarna hijau segar, memberi nuansa tersendiri dalam alam fikiran saya. Kangkung itu punya wibawa magis yang membuat saya seakan terlontar pada pengalaman-pengalaman masa silam.Saya membantu upaya “pengumpulan” ingatan itu, dengan melirik istri saya, Mira, yang penuh cinta meneteki anak kami, Fatimah. Ia duduk membelakangi saya dan menikmati fitrah keibuannya, secara bersahaja. Dari mulutnya mengalun lagu Nina Bobok, merdu melenakan. Dengkur halus Fatimah terdengar syahdu. Saya tersenyum sembari melangkah pelan ke arah jendela.

Mira tetap cantik, seperti dulu, saya membatin. Saya merasa beruntung memiliki istri seperti dia : anggun dan mempesona. Saya kemudian menyulut rokok dan menghirupnya penuh perasaan. Rimbun asapnya mengepul-ngepul. Maka kenanganpun berlari ke belakang, pada suatu sore 3 tahun yang silam.

Baca lebih lanjut

NARSIS (5) : TAKDIR CINTA

Pengantar:

Narsis kali ini saya persembahkan untuk sahabat saya Daeng Toto yang sangat menyukai lagu yang didendangkan oleh Rossa, Takdir Cinta Daeng Toto bahkan memasang lagu ini sebagai theme song di blog MP-nya yang baru dibuat 2 minggu lalu itu. Daeng Toto sendiri adalah kawan seperjuangan saya satu angkatan ketika masih menjadi mahasiswa di Jurusan Teknik Mesin Unhas Makassar dan pernah menjadi rekan sekantor saya di sebuah pabrik di kawasan industri Pulogadung sekitar tahun 1995-1996.

So, this story dedicated for you, my friend!

Selamat menikmati ..

——————-

Perempuan Wangi Bunga itu mengerjapkan mata, ia lalu membaca kembali baris-baris kalimat pada emailnya yang sudah siap dikirim ditemani lantunan lagu “Takdir Cinta” yang dinyanyikan oleh Rossa. Hatinya mendadak bimbang. Juga pedih.

Daeng Bening Langit yang baik,

Kahlil Gibran pernah berkata, Keindahan adalah kehidupan itu sendiri. Keindahan adalah keabadian yang termangu dihadapan cermin. Dan kita, sejatinya adalah keabadian itu, kitalah cermin itu.

Pernahkah Daeng merasakan keindahan yang demikian sejuk dan memukau sampai Daeng rasanya ingin menangis? Merasakan keindahan seperti itu menggedor-gedor dinding kesadaran paling dalam.Membuat kita terbuai, melayang dan masuk kedalam aura dan kesyahduan yang dihadirkannya. Tak terasa airmata menetes ketika rasa itu merayap perlahan, membelai hati. Tak terlerai.

Mengenangmu, Daeng, adalah salah satu hal yang kerap membuatku tak kuasa menahan tangis. Menghayati segala keindahan yang pernah kita alami bersama tak urung membuat kesedihanku terbit. Dan sungguh, menyesap aliran cinta yang datang darimu, dari hadirmu, dari matamu, dari lembut katamu, dari candamu, dari tawamu, membuatku damai, bahagia dan berharga Kamulah keindahan sejati itu.

Menyusuri kembali jejak-jejak yang pernah kita torehkan bertahun-tahun silam acapkali membuat dadaku disesaki keharuan.

Masih ingat ketika suatu hari kita menikmati senja di Pantai Losari, Daeng?

“Pernahkah kamu berfikir untuk berusaha menepis takdir? “, tanyamu pelan. Kata-katamu mengapung diudara, lalu hilang bersama desir lembut angin laut.

“Apa maksud Daeng?” tanyaku penasaran

Kamu lalu menghela nafas panjang seperti mengangkat sebuah beban berat menghimpit dada.

“Sebuah takdir yang bisa jadi tak pernah kita harapkan, yang membuat kita tak bahagia, yang membuat kita mesti menerimanya meski sekuat apapun kita mencegahnya datang, yang mungkin membuat kita menyesal berkepanjangan dan ingin kembali mengulang masa lalu ketika takdir tersebut belum tiba, lalu membuka lembaran hidup baru sesuai ekspektasi kita. Apakah menurutmu akan ada cara untuk menghalaunya atau, setidaknya menghindar, menjauh sampai ia tak bisa menjangkau kita?” sahutmu seperti tidak mengabaikan pertanyaanku. Baca lebih lanjut

SAYEMBARA LOGO PESTA BLOGGER 2009

Seperti tahun sebelumnya, kami panitia pesta Blogger mengundang teman teman, para kontributor untuk merancang Logo yang akan digunakan dalam Pesta Blogger 2009.Logo untuk Pesta Blogger 2009

Logo/font untuk tema ” One Spirit One Nation “

Button untuk dipasang di blog, ukuran 125 x 125 pixel dan 120 x 90 pixel dengan copy “I’m going to Pesta Blogger 2009? dan “I support Pesta Blogger 2009 ?

Selain itu dibutuhkan disain untuk banner yang akan dipasang di website media partner dan blog pesta blogger, ukurannya adalah:
* 120 x 240 pixel – (Vertical Banner)
* 468 x 60 pixel – (Full Banner)

dengan teks:
Pesta Blogger Indonesia 2009: “One Spirit One Nation”.

Desain dapat dikirimkan melalui email ke: pestablogger@gmail.com dengan subject email: PB09-LOGO sebelum 17 Mei 2009.


Tentu saja selalu ada hadiah dan bingkisan menarik untuk mereka yang terpilih logo hasil rancangannya. Ayo ! kami tunggu.

Dikutip dari Situs Resmi PB2009

CERPEN : PENSIUNAN

Pengantar

Cerpen dibawah ini saya tulis untuk menyongsong masa pensiun ayah saya dan dimuat 15 tahun silam di Harian Fajar Makassar edisi Minggu 24 April 1994. Selamat membaca..

———-

HIDUP tanpa sempat berbuat dan bekerja apa-apa memang teramat membosankan. Semua serba salah dan menjenuhkan. Lalu aku harus bilang apa ?. Masa pensiun yang baru saja kulewati lima hari–dengan dua anak yang telah dewasa dan menikah lalu mencari kehidupan sendiri-sendiri, serta status duda ditinggal istri tiga tahun silam, bermukim di rumah besar dan megah yang hanya didampingi si Ijah, sang pembantu dan si Otong, tukang kebun–benar-benar membuatku seperti kafilah yang tersesat di gurun pasir yang gersang. Sepi, sunyi dan yang paling kubenci : sendirian !.


Sebagai mantan kepala instansi pemerintah, aku telah sangat terbiasa dengan rutinitasku. Sarapan pagi ; berangkat ke kantor diantar Dirman , supir mobil dinas ; membalas sapaan “selamat pagi” dari para bawahan; menerima telepon ; memimpin rapat ; menandatangani surat-surat ; kembali ke rumah ; baca koran sore sambil minum kopi panas ; nonton TV ; tidur dan siklusnya berulang lagi dari awal. Begitu seterusnya. Ibarat roda berputar, selama 10 tahun aku memangku jabatan.


Kini semua telah hilang. Sejak serah terima jabatan dengan Pak Indra, lima hari lalu, segala bentuk “rutinitasku” seperti direnggut paksa olehnya. Bayangkan, semua yang telah menjadi bagian yang satu dengan jiwa dan hidupku mendadak sirna, sehari setelah acara serah terima jabatan—yang “brengsek”—itu.

Terus terang, aku sangat membenci itu semua. Kebencianku tiba-tiba naik ke ubun-ubun saat Dirman mengucapkan kata-kata perpisahan.

“Pak, hari ini adalah hari terakhir saya mengantar Bapak. Besok, saya sudah harus mengantar Pak Indra. Maafkan atas segala kesalahan saya dan…”.

Baca lebih lanjut

SELAMAT DATANG I-TEVE

i-teve-resize.JPG 

Ini adalah sebuah terobosan baru dan sensasional dari dunia jurnalisme warga di negeri kita. Tadi pagi, saya mendapat email japri dari Mas Budi Putra, profesional blogger pertama di Indonesia dan juga CEO Asia Blogging Network, yang mengabarkan bahwa i-teve versi Beta telah resmi diluncurkan dan ditayangkan.

Seperti yang telah dituturkan pada halaman ihwal-nya, makna “i-teve” merujuk sebagai singkatan dari “Indonesia-TV”. Namun, dilihat dari nature-nya, bisa juga berarti (1) “Internet-TV” karena di-broadcast dan “on air” di ranah maya; atau (2) “I-TV” yang berarti “TV saya,” “Saya TV” yang merupakan cerminan komunitas blogging dan jurnalisme warga.

i-teve yang digawangi oleh Budi Putra dan Elprisdat ini, diluncurkan untuk merespon jurnalisme warga yang kian meluas. i-teve tidak sedang bertarung memenangkan hati publik dengan new media. i-teve hanya menjembatani aspirasi orang untuk saling berkomunikasi dan berkabar. Teknologi memudahkan semua itu, jadilah i-teve.Bagi i-teve, semua orang perlu informasi dan pada saat yang sama mereka juga “produsen informasi”. Karena itu, di i-teve semua orang menjadi setara adanya.

Kerja redaksi hanyalah mediasi yang mempertautkan semua gagasan dan tindakan dalam lalu lintas penyebaran informasi. Kesinambungan content i-teve amat bergantung pada partisipasi semua orang: baik sebagai penerima informasi maupun penyumbang informasi.i-teve percaya, kehidupan akan lebih semarak bila semuanya saling berkomunikasi. Soal kebenaran informasi? Ia akan disaring oleh seleksi alam.

Baca lebih lanjut

“DUSUN VIRTUAL” BAGI PENGGIAT KOMPASIANA

kompasiananing.JPG

Sekitar dua minggu silam, saya berinisiatif membangun portal komunitas penggiat (Penulis, Komentator, dan Pembaca) Kompasiana di www.kompasiana.ning.com yang bertagline “Rumah Sehat untuk Semua”. Saya memanfaatkan situs gratisan di http://www.ning.com untuk membangun jejaring ini dengan tujuan menjadi sebuah “dusun virtual” bagi para penggiat Kompasiana untuk lebih dalam berinteraksi dan berkomunikasi satu sama lain. Keunggulan portal komunitas ini adalah selain mudah diaplikasikan dengan navigasi yang cukup “ramah” bagi pengguna yang “gaptek” tetapi juga mempunyai beragam fitur seperti forum diskusi, dapat upload video dan musik, bisa membuat halaman blog sendiri, Event, Kalender, dan juga Grup.

Tujuan saya semata agar, jaringan komunikasi yang terjalin di situs Kompasiana selama ini, antara pembaca, komentator dan penulis dapat terjalin lebih intens dan komunikatif.  Dengan adanya media portal komunitas ini maka kedepan, para penggiat Kompasiana (barangkali lebih keren bila saya usul dipanggil “Kompasianers” saja ya) bisa merancang kegiatan-kegiatan offline berbasis komunitas, misalnya kopdar rutin, workshop penulisan ataukah bakti sosial. Portal ini bisa dimanfaatkan juga sebagai ajang berbagi dan memperluas jaringan pertemanan.

Portal Komunitas Kompasiana ini dirancang untuk tidak menjadi “pesaing” sang induk (Kompasiana) namun menjadi pelengkap bahkan pendukung loyal dari segenap aktifitas online Kompasiana. Ia menjadi semacam “Dusun Virtual” dimana para Kompasianers dari beragam usia dan profesi berkumpul, kongkow-kongkow, berbincang-bincang lebih akrab dan personal.

Jika anda tertarik, silahkan registrasi di www.kompasiana.ning.com..

Selamat berinteraksi..