Keheningan, katamu, adalah rangkaian aksara yang menggantung pada rapuh rangka langit
dan pada desau angin berhembus pelan membelai dedaunan
Di “rahim” ingatan, kata-kata yang seharusnya kau ucapkan dengan lugas
berhenti pada basah bibirmu yang bergetar kelu
Lanskap kesunyian menghadirkan kita bagai sosok-sosok yang begitu akrab namun jauh,
ada namun tiada, lekat namun tak mampu terikat
“Meraihmu seakan merengkuh bayang-bayang yang berkelebat cepat di pelupuk mata,
sirna dan meninggalkan jejak luka di batin” ujarmu lirih dan berulang
Aku mengenang narasi itu dan menuliskan sajak pilu pada secarik kertas lusuh
lantas menyimpannya didalam botol bening kosong
lalu melemparkannya ke laut lepas
berharap deru ombak samudera akan membawanya padamu
kemudian membaca setiap lariknya sembari menyaksikan
basah embun di temaram pagi menetes di hijau rerumputan
“Tak lama lagi,” katamu dengan dada sesak,”cahaya hangat mentari akan melenyapkan
kehadirannya, namun kenangan tentangmu adalah keniscayaan yang senantiasa lekat
sampai kapanpun
sepanjang musim, hingga akhir waktu
Cikarang,14072012
keheningan adalah harta tersembunyi, sebab dari hening itulah pengendapan atas segala sesuatu mulai memuncak, terolah secara alami… menghasilkan segala sesuatu yang kadang tanpa disadari, akan membawa manusia pada pensyukuran nikmat Dia yang tiada tara….