FROM CERPEN TO SINETRON : SEORANG PELACUR DAN SUPIR TAKSI

Catatan Pengantar


Dibawah ini adalah Cerita Pendek saya yang dimuat di Harian Fajar Makassar 22 Mei 1994. Alhamdulillah, cerpen ini diangkat ke layar kaca dalam sinetron Pintu Hidayah RCTI 6 November 2006. Mohon maaf jika judulnya kurang berkenan.


Cerpen saya yang lain “Cinta Dalam Sepotong Kangkung” juga telah ditayangkan di sinetron Maha Kasih 2 RCTI tanggal 2 Desember 2006 dan ditayangkan ulang kembali pada tanggal 24 April 2009 di TPI. Silahkan baca disini


————————————————-


Apakah kau masih akan berkata
kudengar derap jantungmu
kita begitu berbeda dalam semua
kecuali dalam cinta.
(“Sebuah Tanya”, Karya Soe Hok Gie, Catatan Seorang Demonstran, Selasa ,1 April 1969)

KEHIDUPAN berjalan seperti puisi. Saya senantiasa berpendapat demikian—meski saya bukan seorang penyair tapi tak lebih hanya penikmat puisi—karena saya melewatkan hari demi hari kehidupan dengan beragam nuansa : terkadang sangat melodramatis, romantis, sentimentil, bahkan lucu. Seperti Puisi.

Saya telah banyak menemui kejadian yang menegaskan fenomena itu. Kemarin, saya mengembalikan dompet seorang ibu yang ketinggalan di taksi saya. Sesungguhnya, saya tidak mengharapkan keuntungan apa-apa dari situ, sebab saya tahu, kejujuran dan kepolosan sudah menjadi bagian integral dari jiwa , tubuh dan segenap aktifitas keseharian saya. Kalaupun kemudian, ia dengan ekspresi wajah lega dan ucapan terimakasih tak terhingga, lalu memberikan uang sebagai penghargaan atas”jasa” saya, dan kemudian dengan halus saya menolaknya, itu semata-mata karena apa yang telah saya lakukan sudah menjadi tugas saya, komitmen saya untuk menjunjung tinggi “harkat ke-supir taksi-an” saya. Tak lebih. Lantas, dua minggu lalu, saya menolong seorang korban kecelakaan lalulintas di depan kampus sebuah perguruan tinggi. Saya segera membawanya ke unit gawat darurat Rumah Sakit terdekat, dengan tidak memperhitungkan lagi berapa tarif taksi yang saya dapat peroleh andai saya tetap mengabaikan kejadian itu.

Semua terasa seperti tindakan”bawah sadar” yang telah terbentuk sedemikian rupa selama bertahun-tahun, sejak ayah almarhum menanamkan nilai-nilai kependekaran pesilat kampung dan kearifan petani penggarap. Kejadian-kejadian tadi seperti mengguratkan puisi-puisi indah dalam hidup saya.

Baca lebih lanjut

CATATAN FRESH MEI 2009 : DARI RICH MEDIA TECHNOLOGY SAMPAI HASIL SURVEY BLOGGER 2009

Ibu Vida dari Indopacific Edelman Mempresentasikan Hasil Survey Blogger yang dikerjakan bekerjasama dengan Komunitas Blogger Blogfam pada acara FresH 19 Mei 2009

Malam ini (Selasa, 19/5) saya baru saja menghadiri Forum Diskusi bulanan FreSH (Freedom of Sharing) . Ajang yang diharapkan akan membuka wawasan tentang dunia kreatif mulai dari analisa trend yang populer, hambatan yang dihadapi dan solusi mengatasinya kali ini membahas tema tentang fenomena online advertising.


Pada kegiatan yang dilaksanakan di Restorant Es Teler 77 di kawasan Jl Adityawarman tak jauh dari Pasaraya Blok M tersebut dimulai puku; 19.30 malam dan menghadirkan beberapa pembicara yang kompoten pada bidangnya yaitu Ibu I’im Fahima (Virus Communication), Andreas Ekoyuono (detik.com), Herman Chang (Adwords Expert)

Pada kesempatan yang sama pula dipresentasikan hasil Survey Online Blogger Indonesia yang diselenggarakan atas kerjasama Blogfam (Komunitas Blogger Terbesar dan Tertua di Indonesia beranggotakan lebih dari 3000 anggota) dan Indopacific Edelman sebuah firma kehumasan terbesar di Indonesia, yang bergerak khusus di enam area praktik Bisnis Financial & Investor Relations, Healthcare, Corporate, Public Affairs/Government Relations, Technology, dan Brand PR. Selain itu, IndoPacific Edelman juga memiliki kapasitas dalam Litigation PR, Political Counsel, Issues and Crisis Management, Shariah Marketing, Research and Training.

Baca lebih lanjut

SELAMAT DATANG ASTAMEDIA BLOGGING SCHOOL MAKASSAR !

Sebuah gebrakan baru datang dari Makassar.

AstaMedia Group, sebuah induk perusahaan dari beberapa perusahaan online dan offline yang bergerak di bidang internet marketing, blog advertising dan Search Engine Optimalization services akan mencanangkan Blogging School Pertama di Asia.

Grand Launching AstaMedia Blogging School pada hari Sabtu besok (16/05) bertempat di Krakatau Room, Hotel Horison Makassar. Event ini akan dirangkaikan dengan sejumlah acara seperti Talk Show Pendidikan dan Internet, serta Blogging dan Kampanye Internet Sehat. Selain itu, juga akan dilakukan pengumuman dan penyerahan hadiah bagi para pemenang lomba blogging, lomba essay dan lomba mading antar SMU se-Kota Makassar.

“Grand launching ini merupakan sebuah momentum berarti bagi kami untuk lebih memperkenalkan AstaMedia Blogging School kepada seluruh lapisan masyarakat kota Makassar dan sekitarnya”, ujar Muhammad Ikbal,Manager Marketing AstaMedia Group seperti dikutip dari Press Release resminya.

Baca lebih lanjut

JADI “PAPI SITTER” LAGI

Hari Sabtu pagi (9/5) saya kembali melakoni peran sebagai Papi Sitter. Sebuah peran heboh dan pernah saya ceritakan disini (cerita tersebut memenangkan Lomba Gokil Dad). Hari itu, istri saya pamit untuk mengikuti arisan bersama ibu-ibu di gang dekat rumah saya. Alya yang ketika itu sedang libur dari sekolahnya, menolak untuk diajak ikut ibunya.


“Aku mau sama Papa aja deh, kan’ mau diajak jalan-jalan”, kata Alya sok imut sambil menggamit tangan saya yang langsung pura-pura melengos.


“Yeee…siapa yang mau jalan-jalan? Kita mau dirumah aja kok, nggak kemana-mana, iya kan’ Rizky” ledek saya sambil mengedip-ngedipkan mata ke si sulung Rizky, ngajak “berkoalisi” godain adiknya.


Tak disangka, Rizky justru malah bersikap sebaliknya.


“Nggak, kita mau jalan-jalan ke Plaza JB kok sama Papa, ya kan’ dek?” kata Rizky spontan sama melirik adiknya. Alya manggut-manggut kompak.


“Bener! Bener tuh!” ujarnya sambil mengacungkan dua jempol.


Istri saya tertawa pelan. Saya garuk-garuk kepala. Saya membayangkan kedua anak saya ini kelak saat dewasa bisa menjadi politisi handal yang piawai menggalang koalisi.


Akhirnya saya menyerah setelah didesak kedua buah hati saya itu.


Sebelum berangkat arisan, istri saya sempat berbisik.


“Jangan lupa ya, kalau ke Plaza JB, mampir di Carrefour beli susunya Rizky dan Alya juga Pembalut, udah mau habis nih,” katanya seperti menceritakan sebuah rahasia besar.


“Yaa..beli aja sendiri dong pembalutnya, say” kilah saya enggan.


“Kan’ bisa sekalian belanja dengan anak-anak, masa sih tega?” rajuk istri saya sambil mengerjap-ngerjapkan mata indahnya. Kalau sudah begini, hati langsung runtuh terkulai tak berdaya.


“Iya deh, tapi model dan merek apa aja kan’?”


“Yang pake sayap dong!”


“Hah? Sayap? Emangnya ada pembalut yang pake sayap?. Baru dengar deh kayaknya. Bisa terbang doong”, sahut saya dengan tatapan bego.


Istri saya terkikik geli. “Pokoknya lihat aja di rak pajangannya, pembalut yang ada sayap. Ih, Papa gemesin deh, masa gitu aja gak tau!” tukas istri saya sambil mencubit mesra di pinggang.

Baca lebih lanjut

KETIKA PUISI-PUISI “BERPERANG”

Sebuah tantangan “menggairahkan” datang di kolom komentar posting saya di blog “Multiply”.

Tantangan itu datang dari Kalonica, salah satu blogger wanita dan komentator di blog saya yang menayangkan Puisi “Kita, Katamu”. dan mengajak “adu tanding” puisi setelah ia sendiri  menayangkan puisi karyanya tepat dibawah Puisi yang saya tayangkan. “Temanya, kasih tak sampai”, kata Kalonica.

Saya makin kaget, ketika ternyata, ajakan itu bersambut. Biru Malam, salah satu blogger wanita juga begitu antusias mengajak saya “beradu puisi”.  Ia juga memasang sebait puisinya yang memukau di blog saya itu sebagai “semacam” jawaban. Saya tak lantas cepat-cepat menyanggupi ajakan”perang” itu. Bagi saya, membuat puisi tidak sesederhana yang dibayangkan. Dibutuhkan sebuah suasana hati tersendiri untuk dapat menghasilkan karya terbaik. Tapi dibalik semua itu, saya melihat ini sebuah tantangan yang keren. Sebuah model interaksi antar blogger yang berbeda dan justru membuat inspirasi saya mendadak bergolak.

Tanpa menunggu lama-lama, sayapun membalas tantangan “perang” itu, masing-masing dengan membuat puisi balasan, untuk Kalonica dan Biru Malam.

Balasan Puisi untuk Kalonica yang saya beri judul “Mentari Merah Jambu di Matamu”:


 

Pelangi yang menjemputmu pulang
seperti gadis mungil berpita jingga
yang berlari kecil menggandeng tanganmu
dengan senyum riang
dan tak henti memandang mentari merah jambu
yang berpijar dari lembut matamu

Namun saat kau menganggap
setiap larik warnanya tak jua bisa menyentuh hatimu
sang gadis mungil sontak menjelma
menjadi barisan mendung hitam
yang menyamarkan pesona mata merah jambu itu
bahkan pada noktah terkecil sekalipun

Seperti dia, lelaki tepi danau
yang tekun menyulam angan menunggumu
bersama benang kangen bergulung-gulung,
kau masih tetap termangu diam
pada titik tertinggi puncak bianglala
dengan rindu menikam
sambil menyaksikan setangkai asa
yang kau titipkan pada hujan senjakala
luruh bersama bisu
juga pilu
pada mentari di merah jambu matamu

Adakah lelaki tepi danau
menangkap cahaya mata indah itu
walau hanya dari pantulan jernih air
lalu menangkap setiap desir asa yang jatuh bersamanya
dan menjadikannya
bingkai lukisan sulaman kangennya?

Baca lebih lanjut

PUISI : KITA, KATAMU…

Kita, Katamu

Bagai dua ilalang liar

yang tumbuh di hamparan rumput halus

dimana embun enggan beranjak 

dari selusur daunnya

walau terik mentari hangat menyengat


Kita, Katamu

Adalah bau tanah basah seusai hujan pagi

yang meruap perlahan mendekati jendela terbuka

pada bilik sepasang pengantin baru

yang lantas menghirup wanginya bersama 

sembari tersenyum simpul 

mengingat syahdu malam pertama

dengan rasa bahagia memenuhi dada


Kita, Katamu

seperti dua angsa putih berenang riang

di danau tenang

dengan sayap berkepak-kepak riuh

yang membuat air beriak

dan ikan-ikan didalamnya,

mendelik cemburu

atau mungkin mendesah patah hati

Baca lebih lanjut

MAAFKANLAH, DAN HIDUP AKAN TERASA JAUH LEBIH INDAH

“Rela Memaafkan Adalah Jalan Terpendek Menuju Tuhan”(Gerard G.Jampolsky dalam bukunya “Forgiveness, The Greatest Healer of All”)


Saya mengelus pipi dengan rasa geram luar biasa.

Bahkan oleh ayah sendiri sekalipun, saya tidak pernah merasakan ditampar seperti ini. Sakitnya terasa sampai ke tulang sum-sum. Harga diri saya seakan dicabik-cabik.Kemarahan berkecamuk dalam dada, namun saya tak kuasa melampiaskannya. Saya tak berdaya. Pasrah.

Saya ketika itu hanyalah satu diantara sekitar 200-an junior-junior lelaki mahasiswa baru berkepala plontos yang sedang menjalani OPSPEK Fakultas Teknik 20 tahun lalu yang memang terkenal keras gemblengannya. Memang bukan hanya saya kena tampar Senior yang galak itu tapi juga kawan-kawan saya yang lain. Tapi saya menandainya. Saya mengingat wajah dan namanya. Kelak, janji saya dalam hati, saya akan membalasnya, yang membuatnya lebih menderita dan menyesal telah melakukan kekejian seperti ini pada saya.
 

Begitulah, saya memendam dendam itu dalam-dalam. Berkobar menyala dalam hati, dari waktu ke waktu. Kian membara. Setiap kali berpapasan di kampus, saya selalu membuang muka. Bahkan melihat wajahnya pun saya sangat muak. Sampai dua tahun kemudian, saat itu tiba.

Karena memiliki prestasi akademik yang lumayan bagus, saya diangkat sebagai asisten dosen di salah satu laboratorium di jurusan Teknik Mesin. Saat saya melihat daftar peserta praktikum, sebuah nama yang sudah saya “incar” tertera disana. Sang Senior itu memang tipikal mahasiswa yang malas kuliah dan sering bolos, sehingga saya–yang dua tahun lebih muda usia angkatannya–justru mampu melampaui mata kuliah yang seharusnya sudah dilaluinya..

Saya tersenyum. Berbagai rencana jahat meraja dalam fikiran saya untuk membuat sang senior sadis itu menderita. Termasuk kemungkinan untuk tidak akan meluluskannya dalam sesi praktikum yang berada dibawah tanggung jawab saya setelah sebelumnya “menyiksa”-nya dengan bolak-balik melakukan asistensi. Lebih “sadis” lagi, saya merancang akan membuatnya kian “menderita” dengan pontang-panting pulang pergi Makassar-Maros (rumah kediaman saya yang berjarak 40 km) untuk menemui saya. Dia mesti mendapat balasan yang setimpal atas apa yang sudah dilakukannya.

Adzan Sholat Jum’at telah tiba. Saya bersama beberapa kawan bergegas menuju lokasi Jum’atan di mesjid kampus.

Baca lebih lanjut

AYO IKUT : KOMPETISI BLOG “MAJU EXPORT INDONESIA” BERHADIAH NOTEBOOK !

Maju Export Indonesia

Sebuah Kompetisi Blog Berhadiah Notebook kembali diluncurkan.

Kompetisi yang bertajuk “Maju Export Indonesia” ini dilaksanakan oleh AQSA Living mengajak Anda untuk menyampaikan pendapat dan opini tentang bagaimana mendorong export Indonesia khususnya di bidang furniture kayu di Indonesia dan multiplier effect-nya untuk kemajuan ekonomi Indonesia.

Pencanangan tahun 2009 sebagai Tahun Industri Kreatif merupakan titik awal untuk memulai merubah paradigma industri furniture kayu Indonesia sebagai produk komoditas (tangible asset) menjadi potensi desain dan merk (intangible asset) untuk mewujudkan masa depan Indonesia yang mandiri dan sejahtera.
 

Bagi Anda para blogger, inilah saatnya untuk menyampaikan pendapat Anda tentang pengambangan daya saing export furniture Indonesia di dunia internasional. Kita Bisa! Anda bebas menyampaikan pendapat dan opini membangun dengan semangat kebersamaan, wawasan internasional dan jiwa nasionalis.

Baca lebih lanjut

MENJAJAL WIMAX YANG MENAKJUBKAN DI PUSPITEK

“Yaa.. ampun, ini download Quicktime dan i-tune sebesar 70 MB hanya satu menit saja sudah masuk ke hard disk laptop!”, kata Pak Eko Eshape kawan seperjalanan saya sesama blogger Kompasiana, takjub saat menjajal kehebatan Wimax di gedung Puspitek (Pusat Penelitian Iptek) di Serpong Tangerang Sabtu kemarin (2/5) pada acara kopdar mailister dan bloggers di gedung Graha Widya Bhakti. Saya sendiri dengan kekagetan dan antusiasme tinggi membuka berbagai situs favorit dengan kecepatan akses luar biasa. Hanya dalam hitungan detik situs situs sarat gambar serta bertampilan flash dapat terbuka dengan sempurna dan lancar. Beberapa kali saya mencoba melakukan upload foto ke situs Facebook dan hanya dalam hitungan detik, sebuah foto digital resolusi tinggi sudah mejeng di halaman facebook saya.

Teknologi WiMax atau Worldwide Interoperability for Microwave Access seperti dikutip dari situs BPPT adalah generasi keempat telekomunikasi (4G) yaitu teknologi nirkabel pita lebar berbasis protokol internet berkecepatan tinggi yang memungkinkan transfer data hingga 80 Megabite per detik (Mbps), jauh lebih cepat dari layanan internet berbasis layanan seluler generasi ke tiga (3G) yang hanya sekitar 2,4 Mbps. Wimax juga memungkinkan jangkauan telepon dan internet yang lebih luas, dan tidak seperti Wi-fi yang menawarkan kemampuan untuk menyambungkan koneksi tanpa kabel ke berbagai lokasi di kota-kota, Wimax mampu memberikan sambungan untuk para penggunanya dimanapun mereka berada

Pakar IT Onno W Purbo mempresentasikan kehandalan WiMax pada hadirin

(foto : Eko Eshape)

Beruntunglah kawasan Puspitek Serpong yang memiliki luas 460 Ha, telah memiliki akses WiMax. Seperti diterangkan oleh Praktisi IT Pak Onno W Purbo pada kesempatan presentasi dan demonstrasi WiMax kepada para peserta kopdar, “selimut WiMax” sudah meliputi kawasan para peneliti handal Indonesia itu. Puspitek menjadi model pengembangan wilayah Broadband Wireless Access (BWA) atau akses nirkabel pita lebar ini.

Baca lebih lanjut