“RUMAH TANPA JENDELA” : TENTANG IMPIAN BERSAHAJA DAN KETULUSAN PERSAHABATAN (RE-POST)

Catatan:
Tulisan dibawah ini sebelumnya pernah ditayangkan di Yahoo OMG Indonesia pada tanggal 28 Februari 2011 (sayang link-nya sudah tak bisa dibuka lagi  😦 ). Saya tayangkan ulang kembali disini menyongsong pemutaran filmnya di RCTI besok (31/8) jam 15.30.

———————————–

Undangan dari Mata Sinema –sebuah komunitas yang menggalang para pemerhati film Indonesia–untuk Nobar (Nonton Bareng) gratis film “Rumah Tanpa Jendela” hari Minggu (27/2) bertempat di Studio 1 Jaringan Blok M Square 21 merupakan sebuah anugerah yang sungguh sangat saya syukuri. Saya mewakili komunitas Blogger Bekasi bersama rekan-rekan dari komunitas Mata Sinema, adik-adik Asuh PAYISC Al-Azhar, Sanggar Ananda, berkesempatan menonton beserta para insan penting yang berada dibalik penggarapan film ini antara lain Aditya Gumay (sutradara dan penulis skenario), Aty Kanser (artis film, pemeran tokoh nenek) dan Asma Nadia (penulis produktif dan juga penulis novel “Rumah TanpaJendela”).

Seperti halnya film “Emak Ingin Naik Haji” yang telah berhasil mendapatkan berbagai prestasi membanggakan pada sejumlah acara penghargaan sinema nasional, film inipun diangkat dari sebuah cerpen karya Asma Nadia berjudul “Jendela Rara”. Tema bahasan yang digarap sebenarnya relatif sederhana, yakni tentang impian, persahabatan, cinta dan keinginan mewujudkan harapan. Saya sangat mengapresiasi hadirnya film ini sebagai tontonan alternatif terutama buat anak-anak Indonesia, disela-sela maraknya film-film bertema horor, kekerasan dan seks saat ini serta semakin “keringnya” film-film anak-anak yang sarat dengan kisah yang membangun karakter dan pribadi positif. Pesan moral yang disajikan jauh dari kesan menggurui dan ditampilkan secara menawan dari adegan ke adegan dalam durasi 105 menit.

Baca lebih lanjut

SAAT SENJA, KETIKA RAMADHAN PERGI

Saat senja, ketika Ramadhan pergi

Keharuan menyentak dikalbu, menyentuh nurani

Seiring semburat merah jingga bertahta di rangka langit

Bulan Suci beranjak perlahan, menapak dalam keheningan

meninggalkan jejak-jejak cahaya hingga batas cakrawala

Dan aku luruh dalam kesedihan tak terungkapkan

 

Saat Senja, Ketika Ramadhan Pergi

Bersama segenap doa yang terangkum pada setiap sujud,

pada lembar demi lembar Tadarrus Al Qur’an,

pada tiap untai khusyuk Tarawih

pada ikhlas sedekah dan zakat

pada takjub kehadiran Lailatul Qadr

pada gema Takbir, Tahlil dan Tahmid

mengagungkan kebesaranMU ya Allah..

Rindu ini mengapung bersama airmata yang menitik perlahan

Akankah Ramadhan menemuiku lagi tahun depan?

 

Saat Senja, Ketika Ramadhan Pergi

Aku terkulai dalam sunyi mendekap kalbu

Diatas sajadah yang terbentang hingga kaki langit

bersama harapan menemuimu kembali, Ramadhan..

dengan segala gigil kangen yang senantiasa berdetak

di setiap nadiku

bersama lirih Zikir yang kulantunkan dengan bibir bergetar

menyebut namaMU ya Allah

menyebut KemuliaanMu ya Allah..

 

Cikarang, akhir Ramadhan 1432 H

Catatan:

Foto adalah karya Pak Firman Alamsyah di Citography

PERTAMA KALI BERKACAMATA

[H]ari ini, Sabtu (27/8) menjadi sebuah momentum bersejarah dalam perjalanan hidup saya. Mulai hari ini saya memakai kacamata. Entahlah apakah ini sebuah hal yang perlu dirayakan atau tidak, namun menggunakan kacamata baca — bukan kacamata gaya yang berwarna gelap — sungguh menjadi pengalaman yang sangat luar biasa.

4 hari lalu saya memeriksakan diri ke dokter mata di Rumah Sakit Harapan Keluarga Cikarang. Saya mengeluhkan pandangan mata saya yang kabur baik dalam membaca, menatap monitor komputer dan terutama ketika mengendarai sepeda motor ke kantor. Hal terakhir yang sebenarnya menjadi pangkal kekhawatiran saya, karena lebih menyangkut pada keselamatan diri. Dan ujung-ujungnya menjadi sebentuk ketakutan tersendiri terlebih saat mengendarai sepeda motor menjelang senja rebah ke peraduannya, setiap pulang bekerja. Saya kerapkali mesti mengerjap-ngerjapkan mata beberapa kali untuk mendapatkan pandangan terbaik saat berkendara.

Baca lebih lanjut

SERAH TERIMA HADIAH LOMBA XLNETRALLY 2011

[A]cara ini sudah berlangsung minggu lalu. Tepatnya Hari Jum’at, 19 Agustus 2011 bertempat di Kantor PT XL Axiata Gedung Prima Lt.8 Kawasan Mega Kuningan Jakarta Selatan. Kebetulan, disaat yang sama ada tugas kantor ke Jakarta, saya mampir untuk mengambil hadiah sebagai salah satu pemenang dalam Lomba Penulisan XL Net Rally 2011 disana. Serah terima dilakukan langsung oleh mbak Febriati Nadira, Communication Head PT XL Axiata di lobi depan ruang kantor mereka yang sejuk dan nyaman. Dan satu unit Handphone Samsung persembahan dari XL berada di tangan saya.

Alhamdulillah, ini sebuah berkah Ramadhan yang luar biasa. Terimakasih untuk XL serta terimakasih pula untuk kesempatannya menjadi “bintang iklan” yang ditayangkan di berbagai stasiun TV swasta terkemuka di Indonesia seminggu setelah pelaksanaan XLNetRally. Video iklan tersebut bisa dilihat dibawah ini:

TRADISI TUMBILOTOHE YANG MENGESANKAN

[K]enangan masa remaja itu masih melekat di hati hingga kini.

Menjelang akhir Ramadhan, saat baru saja tamat SMA , saya berkunjung ke tanah kelahiran kedua orang tua saya — juga kampung halaman Briptu Norman Kamaru yang belakangan ini kian ngetop berkat video joged India-nya di Youtube — Kabupaten Gorontalo (sekarang telah menjadi Propinsi sendiri). Sebuah tradisi khas masyarakat Gorontalo dalam rangka menyambut Idul Fitri yang menandai selesainya bulan suci Ramadhan serta juga merupakan refleksi kegembiraan menyongsong hadirnya Lailatul Qadr yang bakal hadir pada hari-hari terakhir bulan puasa pada daerah yang mayoritas masyarakatnya menganut agama Islam tersebut.

Tradisi Tumbilotohe di Gorontalo merupakan tradisi yang dipelihara bertahun-tahun lamanya di daerah yang dikenal juga sebagai “Serambi Madinah” itu. Makna harfiah Tumbilotohe berasal dari bahasa setempat yakni “Tumbilo” yang berati “menyalakan” dan “Tohe” yang berarti “Lampu”, yang berarti “Menyalakan Lampu”. Pelaksanaan Tumbilotohe diadakan menjelang Maghrib hingga
pagi menjelang dan dilaksanakan pada 3 malam terakhir bulan Ramadhan.

Baca lebih lanjut

RINDU TILIAYA…

[I]nilah salah satu jenis makanan khas Gorontalo yang senantiasa saya rindukan saat bulan Puasa tiba.

Kerapkali ibu saya tercinta membuatkan makanan khas Gorontalo ini di Bulan Ramadhan, khususnya pada waktu Sahur. Konon kabarnya, cita rasa manis yang ditawarkannya memberikan efek “daya tahan” lebih baik dalam berpuasa. Pada saat berbuka, saya juga menyantap Tiliaya, setelah sebelumnya disimpan didalam lemari es. Rasanya begitu segar dan segera melerai dahaga. Biasanya hidangan ini disajikan didalam wadah aluminium. Acapkali pula menjadi “pasangan” nasi kuning bila ada perhelatan acara ulang tahun atau Selamatan keluarga.

Tiliaya senantiasa menjadi favorit utama keluarga kami dalam melaksanakan sahur maupun berbuka. Sebagai hidangan penutup Tiliaya (biasa disebut juga Sarikaya) menjadi pamungkas yang manis dan lezat setelah mengunyah “makanan berat”. Biasanya hidangan Tiliaya ibu saya habis setelah dua hari, dan “diproduksi” kembali untuk menjadi santapan andalan keluarga. Konon kata ibu saya, asal kata Tili Aya itu berasal dari kalimat bahasa Gorontalo “To Tili Li Aya” atau Setiap Bulan Puasa Berada Selalu di Dekat Ayah. Entah benar atau tidak maknanya yang jelas, Tiliaya menjadi santapan spesial ayah saya dan tentu saja saya (apalagi saat ini sudah menjadi ayah  🙂 )

Baca lebih lanjut

KEBERSAMAAN YANG INDAH & MENGESANKAN DALAM BUKBER BLOGGER BEKASI

[D]alam suasana hiruk pikuk kemeriahan meramaikan HUT Kemerdekaan RI ke 66, 17 Agustus 2011 kemarin diselenggarakan acara Buka Puasa Bersama di kediaman Ketua Komunitas Blogger Bekasi, Aris Heru Utomo bertempat di Perumahan Taman Kemala Persada Blok 29 No.9, Bekasi.

Bersama istri dan kedua anak saya, kami datang dari Cikarang agak sedikit telat karena kemacetan panjang yang terjadi di mulut tol masuk Bekasi Barat serta nyasar mencari alamat. Di jembatan Bekasi Barat seberang Bekasi Cyber Park, saya sempat menurunkan sumbangan satu kardus buku-buku dan majalah anak-anak bekas yang diterima oleh Wahid, salah seorang anggota SEBUAI (Sejuta Buku Untuk Anak Indonesia) untuk kemudian diteruskan kepada pihak yang membutuhkan. Saya yang beberapa kali pernah ke rumah mas Aris sempat kebingungan karena dulunya keluarga mas Aris tersebut tinggal di Blok 22. Rupanya rumah di Blok 29 adalah rumah baru mas Aris dan baru ditempati belum sampai sebulan. Pantas saja  :).  Alhasil, rombongan saya tiba di lokasi acara tepat azan Maghrib bergema.

Baca lebih lanjut

RE-POST : NOSTALGIA AGUSTUSAN

Pengantar:

Tulisan ini pernah saya muat di Kompasiana 2 tahun lalu, saya muat kembali disini, untuk mengenang saat-saat indah memperingati Hari Kemerdekaan RI, pada masa muda dulu.. 🙂

Saya (ketiga dari kiri) saat bertugas bersama Pasukan-8 Paskibra mengibarkan bendera pada Upacara Peringatan Hari Kemerdekaan RI pada tanggal 17 Agustus 1988 di Lapangan Kassi Kebo, Kab.Maros

[S]etiap Peringatan Hari Kemerdekaan Republik Indonesia, lamunan saya senantiasa melambung pada kenangan masa silam saat masih mengenyam pendidikan di SMA Negeri I Maros. Selarik kenangan yang kerap membuat saya rindu ingin kembali ke masa lalu dan senantiasa menggelorakan spirit patriotik dan kebanggaan tersendiri dalam hati saya.Nostalgia itu adalah ketika saya–selama 2 tahun berturut-turut–pada tahun 1987 dan 1988 menjadi pasukan inti pengibar bendera pada upacara peringatan Hari Kemerdekaan Republik Indonesia tingkat Kabupaten Maros yang dilaksanakan di Lapangan Kassi Kebo. Dalam dua tahun tersebut, saya memperoleh banyak pengalaman berharga terutama berkenalan dengan sejumlah teman-teman baru dari berbagai SMA Negeri dan swasta se-Kabupaten Maros.

Baca lebih lanjut

MARI MERIAHKAN AMPROKAN BLOGGER BEKASI 2011

[S]aat itu akan tiba. Tidak lama lagi.

Amprokan Blogger Bekasi kedua yang merupakan ajang temu blogger Indonesia akan digelar pada tanggal 17-18 September 2011. Dengan tema “Blogger Membudayakan Kecerdasan Ekologis” kegiatan yang digagas oleh Komunitas Blogger Bekasi ini dijamin akan lebih heboh dan seru dari kegiatan serupa yang dilaksanakan tahun lalu yang dihadiri oleh kurang lebih 200 orang Blogger.

Menurut Ketua Panitia Amprokan Blogger kedua, Wijayakusumah yang akrab dipanggil Om Jay, pada kegiatan Amprokan tahun ini akan digelar kegiatan Seminar di Hari Pertama (17 September 2011) yang akan menghadirkan sejumlah narasumber dengan topik tentang Kepedulian Lingkungan dan Kebebasan Bereskpresi di Internet. Malam harinya akan ada sarasehan blogger berupa bincang santai dan sharing sesama blogger Indonesia dalam nuansa penuh keakraban.

Keesokan harinya (18 September 2011) rombongan akan dibagi dua. Yang pertama (dengan jumlah terbatas, hanya 50 orang) melakukan “field trip” di Hutan Mangrove Muara Gembong Bekasi Utara dan sisanya akan menuju ke Kawasan Industri Kota Jababeka sekaligus melakukan “ziarah pohon” yakni mengunjungi Pohon-Pohon yang telah ditanami oleh para Blogger pada acara Amprokan Blogger tahun lalu di Botanical Garden, Kota Jababeka.

Om Jay yang juga adalah guru SMP Labschool Jakarta,penasehat Blogger Bekasi, blogger aktif di Kompasiana serta berdomisili di Jatiasih Bekasi ini kemudian menambahkan, “Konsep tema membangun budaya Kecerdasan Ekologis untuk para blogger ini sebagai bentuk mewujudkan rasa kepedulian para blogger yang eksis di dunia maya untuk lebih memperhatikan kelestarian lingkungan dan sekitarnya. Seminar, Kunjungan ke Hutan Mangrove, termasuk ziarah pohon–bahkan jika perlu melakukan penanaman pohon tambahan–di Botanical Garden Kota Jababeka adalah implementasi faktual dari ekspresi kepedulian tersebut. Dukungan Pemerintah Kota Bekasi sangat kami apresiasi untuk menyokong kegiatan ini”

Amprokan Blogger 2011Sama seperti tahun sebelumnya, Amprokan Blogger akan mengundang perwakilan dari berbagai Komunitas Blogger seluruh Indonesia. Bagi yang dari luar kota akan diinapkan di Asrama Haji Bekasi. Bagi yang berminat ikut, silahkan mengisi formulir pendaftaran yang disediakan di link ini. Update terbaru perkembangan acara ini bisa dilihat di situs http://www.amprokanblogger.com

Yuuk..mari kita meriahkan pagelaran kolosal temu blogger se-Indonesia dalam Amprokan !!

WAWANCARA BERSAMA HAZAIRIN POHAN :”RUANG GERAK BAGI KEMAJUAN BLOGGING DI INDONESIA MASIH BESAR”

[S]aya mengenal pertama kali Pak Hazairin Pohan saat bertindak sebagai moderator dalam sosialisasi Komunitas ASEAN 2015 di Makassar bulan Desember 2010 lalu dimana saat itu beliau menjadi salah satu narasumbernya bersama mantan Rektor UNHAS dan Duta Besar Indonesia untuk Iran Prof.DR.Basri Hasanuddin MA.

Percakapan saya dan beliau berlangsung hangat, terlebih saat mengetahui Pak Pohan–demikian saya memanggil beliau–juga adalah seorang blogger dan aktif menulis di Kompasiana, Senang sekali bisa bertukar fikiran dengan Pak Pohan yang cerdas, rendah hati dan ramah ini serta turut aktif berbagi informasi tidak hanya melalui blog juga melalui akun sosial medianya di Twitter (@hazpohan) maupun Facebook.

Perhatian mantan Duta Besar RI untuk Polandia (2006-2011) serta saat ini menjabat sebagai dalam Duta Besar Fungsional, Kementerian Luar Negeri sangat besar terhadap dunia blog, bahkan ikut menjadi salah satu tokoh yang menggagas lahirnya Komunitas Blogger ASEAN chapter Indonesia bulan Mei lalu.

Pada kesempatan Sarasehan dan Pameran Foto ASEAN akhir pekan silam, saya mengajukan permohonan kepada beliau untuk wawancara tertulis seputar soal blog dan perkembangan ASEAN, sama seperti yang pernah saya lakukan pada Om Jay dan Pak Prayitno Ramelan. Alhamdulillah, Pak Pohan menyambut baik dan berkenan menjawab pertanyaan-pertanyaan saya via email, berikut petikannya.

Baca lebih lanjut