MERIAH DAN SUKSES, PELAKSANAAN PESTA BLOGGER 2010 (1)

Tepat pukul 08.30 pagi, Sabtu (30/10), kami, rombongan komunitas Blogger Cikarang, yang dipimpin oleh Presidennya Pak Ceppi Prihadi, tiba  di lokasi Rasuna Episentrum Walk tempat pelaksanaan Pesta Blogger 2010. Rombongan g terdiri dari Pak Maulana Agus, Pak Ipung, saya, Pak Syamsoe dan Pak Mas’ud.  Saat teman-teman melakukan registrasi, saya sendiri langsung bergabung dengan Panitia Pesta Blogger 2010.

Suasana terlihat sangat ramai dan hiruk pikuk. Perhelatan akbar tahunan Blogger Indonesia kali ini, memang jauh lebih meriah dari 3 kali penyelenggaraan sebelumnya karena memang menggalang komunitas onliners non bloggers serta penggiat social media. Itulah yang menyebabkan ada tanda “Plus” setelah kata “Pesta Blogger’. Saya memperkirakan ada 2000 orang datang memeriahkan acara ini. Dan merupakan Pesta Blogger yang menghadirkan peserta terbanyak dari 3 kali perhelatan serupa sebelumnya.

Setelah berganti baju dengan kostum resmi panitia (duh..sesak bener, walaupun ukurannya sudah XL :)) ). Saya langsung menyapa kawan-kawan di stand Blogger Bekasi yang membuka stand serta memamerkan aktifitas BeBlog dan menjual kaos serta asesoris.

Saya juga menyapa kawan-kawan di stand Blogfam yang dijaga oleh Kang Iwok Abqary dan Labibah”Maknyak”Zain. Kami saling melepas rindu karena sebagai sesama moderator di forum blogger tertua di Indonesia itu, selama ini kami hanya berinteraksi lewat dunia maya karena Maknyak berdomisili di Yogyakarta, Iwok di Tasikmalaya dan saya di Cikarang. Sebuah momen yang sangat berharga. Di stand 1001 buku, saya menyerahkan sumbangan buku-buku bekas yang sudah saya siapkan dari rumah. Ada sepuluh buku yang saya sumbangkan untuk gerakan ini. Semoga bisa dimanfaatkan dengan baik. Tak lupa pula saya menyapa kawan-kawan di stand komunitas Blogger Multiply Indonesia yang dipimpin oleh mbak Sri Sariningdiyah.

Suasana Ruang Utama Pesta Blogger 2010 sebelum acara dimulai

Rangkaian pesta dibuka dengan lagu kebangsaan “Indonesia Raya” yang dinyanyikan dengan khidmat oleh seluruh hadirin.

Tari pembuka Pesta Blogger 2010 : Gandrang Bulo

Setelah itu pembukaan Pesta Blogger 2010 ditandai dengan tarian khas ala Makassar “Gandrang Bulo” yang dimainkan secara atraktif dan penuh semangat oleh anak-anak sebuah sanggar tari Makassar dari Tanjung Priok.  Saya terharu. Mendadak ingatan saya melayang di sebuah waktu di tahun 1976 saat saya bersama-sama anak-anak TK Aisyah menarikan tarian serupa di TVRI Makassar. Tepuk tangan hadirin terdengar meriah saat pertunjukannya selesai.

Setelah itu giliran sponsor utama kegiatan ini menyampaikan kata sambutan antara lain perwakilan Acer Indonesia dan Kedutaan Besar Amerika Serikat. Keduanya menyatakan sangat mendukung Pesta Blogger yang merupakan refleksi support mereka untuk kebebasan berekspresi melalui dunia internet di Indonesia. Acer Indonesia bahkan di kesempatan Pesta Blogger kali ini menggelar penghargaan Guraru atau Guru Era Baru sebagai bentuk apresiasi untuk guru yang menggunakan teknologi digital, internet dan social media untuk misi pendidikan.

Rara menyampaikan kata sambutan sebagai Ketua Pesta Blogger 2010

Ketua Panitia Pesta Blogger 2010, Irayani Queencyputri dalam kata sambutannya menyatakan kegembiraan dan penghargaan setinggi-tingginya atas partisipasi berbagai komunitas yang turut memeriahkan acara ini. Tak lupa pula, sebagai wujud keprihatinan pada musibah yang tengah melanda negeri ini, Rara mengajak hadirin untuk mengheningkan cipta, berdoa bersama untuk para korban di daerah bencana.

Sambutan Pembukaan Mendiknas Muh.Nuh pada Pesta Blogger 2010

Di kesempatan selanjutnya, Menteri Pendidikan Nasional Muh.Nuh yang pada tahun 2007 lalu (saat masih menjabat sebagai Menkominfo) mencanangkan hari Blogger Nasional tiap tanggal 27 Oktober dalam acara Pesta Blogger pertama, menyampaikan kata sambutan. “Teknologi Informasi memegang peranan penting dalam menjembatani keberagaman di Indonesia. Spirit Nasionalis dari Pesta Blogger kali ini yang merangkum segenap potensi komunitas lebih luas, menjadi momentum agar kita senantiasa untuk merayakan sekaligus merawat keberagaman itu,” kata Muh.Nuh. Beliau kemudian melanjutkan, “dalam kaitannya dengan dunia pendidikan, ada 4 hal yang berkontribusi dalam penyampaian pendidikan melalui media online, yaitu konektivitas, transaksi, kolaborasi, dan transformasi. Dengan adanya konektivitas internet lewat media online, maka kolaborasi bersatu dapat dibangun termasuk mengakomodir transaksi dalam dunia pendidikan untuk kemudian mewujudkan transformasi sosial dan budaya di masyarakat”.

Saykoji beraksi di Pesta Blogger 2010

Acara semakin heboh ketika Saykoji tampil membawakan lagu-lagu andalannya diatas panggung. Beberapa saat kemudian, aksinya kian seru ketika grup ini membagi-bagikan CD musik gratis kepada hadirin. Tak ayal beberapa blogger maju kedepan ikut berusaha mendapatkan kesempatan pertama mendapatkan CD Saykoji. Setelah Saykoji, tampil kemudian Panji Pragiwaksono yang membawakan materi Kaleidoskop Dunia Online dan Sosial Media di Indonesia. Panji yang juga adalah blogger dan presenter terkenal di Indonesia membawakan acaranya begitu menarik dan interaktif.

(Bersambung ke bagian kedua)

HARI BLOGGER NASIONAL DAN SOLIDARITAS SOSIAL MENYIKAPI BENCANA

Hari ini, 27 Oktober 2010, kita semua merayakan Hari Blogger Nasional.

Sebuah momen bersejarah yang ditorehkan pada tahun 2007 saat Pesta Blogger pertama digelar di Blitz Megaplex Jakarta oleh Menkominfo (waktu itu) Bapak Muh.Nuh yang mencanangkannya. Ada makna tersirat disana dan sangat tegas : Eksistensi Blogger mendapat pengakuan dan kehadirannya diharapkan ikut mewarnai dan memaknai peran strategisnya dalam membangun Indonesia yang lebih baik.

Pertumbuhan blog di Indonesia begitu cepat. Diperkirakan hingga saat ini sudah ada 2,7 juta blog dan terus bertumbuh secara eksponensial. Bahasa Indonesia bahkan menjadi Bahasa ketiga terbanyak di dunia yang dipakai dalam Blog Engine paling populer saat ini, WordPress. Tidak hanya blog, penggunaan sosial media seperti Twitter, Facebook maupun Koprol juga berkembang secara signifikan.

Hari ini, tepat di perayaan tahun ketiga Hari Bersejarah itu pada saat yang sama duka cita sedang melanda bangsa ini. Bencana beruntun dengan korban jiwa dan materi yang tidak sedikit sedang menimpa saudara-saudara kita di Wasior, Mentawai, dan Yogyakarta/Jawa Tengah.

Di Wasior Papua Barat, kurang lebih 153 korban tewas dalam musibah banjir bandang yang melanda kawasan di sekitar Teluk Wondama tersebut pada awal Oktober lalu. Ternyata bencana berikutnya datang kembali melanda Kepulauan Mentawai ketika Tsunami setinggi 6 meter menerjang pasca gempa 7,2 SR mengguncang, Hari Senin (23/10). Data terakhir dari Badan Pengendalian Bencana Daerah (BPBD) Sumatera Barat terakhir menyebutkan, korban tewas mencapai 272 korban dan  509 orang dari 4 kecamatan, yaitu Kecamatan Sikakap, Pagai Utara, Pagai Selatan, dan Sipora Selatan, dilaporkan hilang. Sungguh memilukan.

Dan kemarin, gunung api paling aktif di Indonesia, Gunung Merapi murka dengan melontarkan awan panas dan debu vulkanik. Ratusan pengungsi terpaksa harus meninggalkan tempat tinggal mereka untuk pindah ke tempat yang lebih aman. Sang juru kunci fenomenal Gunung tersebut, Mbah Maridjan, ditemukan tewas bersama sejumlah warga dan wartawan yang kebetulan berada di dekat pemukimannya. Sangat mengenaskan.

Indonesia sedang berduka.

Dan spontanitas penggiat internet, termasuk blogger dan pengguna social media bergerak begitu cepat, tidak hanya menampilkan kondisi terakhir didaerah bencana lewat posting di Blog, “kicauan” di Twitter, Update status di Facebook namun lebih dari itu inisiatif menggalang bantuan dan sumbangan buat korban di daerah bencana begitu deras mengalir.

Tagar #prayforindonesia yang menjadi “penanda” di Twitter untuk mencari informasi mengenai hal-hal terkait denga bencana di Indonesia menjadi trending topic atau topik paling terpopuler di Twitter karena begitu banyak orang memasang tagar tersebut di blog masing-masing. Tak kurang beberapa bintang film dunia, salah satunya adalah Tom Cruise, ikut memperlihatkan simpati atas bencana yang terjadi di Indonesia melalui twitter.

Solidaritas sosial terlihat begitu nyata dan mengharukan menyikapi bencana yang terjadi di negeri ini. Dan dengan media internet intensitas informasi menghasilkan spontanitas warga untuk membantu saudara-saudara kita yang menderita di wilayah bencana. Komunitas Blogger Cahandong Yogyakarta, misalnya. yang berada terdekat dengan daerah bencana letusan gunung Merapi segera bergerak, tidak hanya membuka dompet sosial yang hasilnya akan disalurkan kepada korban bencana, bahkan pada pagi-pagi buta tepat di hari Blogger berinisiatif untuk memberikan sumbangan langsung spontan semampunya kepada para korban di lokasi pengungsian

Dalam acara Pesta Blogger 2010 yang bakal digelar tanggal 30 Oktober 2010 juga menunjukkan kepedulian nyata dengan menyediakan kotak amal bagi korban bencana Mentawai dan Merapi, Yogyakarta.

Sementara itu di Blogger Bekasi dengan dikoordinir oleh Adyanti juga membuka posko penerimaan sumbangan. Bila berupa uang melalui.Rek Mandiri No 125-000-7393-267 an Adyanti.  Bantuan berupa barang, sembako, selimut dsb bisa dikirim ke Taman Narogong Indah Blok E 11 No. 2 Bekasi 17115.

Komunitas Blogger Makassar AngingMammiri juga sudah bergerak, Dengan mengusung gerakan Makassar Berbagi : Act for Indonesia Komunitas Blogger yang sudah berusia 3 tahun ini menggalang sumbangan dan bantuan untuk korban bencana di Tanah Air.

Di mailing list Cikarang Baru, Pak Wawan, sang pemilik NETCOMM, toko komputer di Ruko Anggrek menyiapkan tempatnya sebagai posko penggalangan bantuan untuk korban bencana Tsunami Mentawai dan Letusan Merapi. Pengelola situs http://www.cikarangonline.com ini membuka lebar-lebar pintu tokonya sebagai posko pengumpulan bantuan.

Dan masih banyak lagi gerakan-gerakan peduli bencana  yang digagas oleh para Blogger dan bekerjasama dengan pihak-pihak terkait lainnya. Ini sebuah merupakan model “revolusi informasi” yang dashyat.

Mari kita maknai Hari Blogger Nasional tahun ini dengan menunjukkan solidaritas sosial membantu saudara-saudara kita didaerah bencana, dengan cara paling bersahaja sekalipun, yang penting niat  ikhlas dan tulus  senantiasa kita tetapkan dalam hati.

Dan, mari, kita berdoa untuk Indonesia…

YANG “MELENGKING” DARI BLOGWALKING (38)

1. Wordcamp Indonesia ketiga siap digelar tahun depan di Bandung

Kota Bandung akan menjadi tuan rumah pelaksanaan Wordcamp Indonesia ketiga yang akan dilaksanakan pada tanggal 29-30 Januari 2011 di Bumi Khayangan Jatinangor (silahkan lihat lengkapnya disini). Rencananya sang milyader muda, penggagas blog engine paling terpopuler di dunia Matt Mullenweg akan hadir disana. Pada saat Wordcamp pertama di Jakarta tahun 2009, saya sempat hadir dan berbincang lama dengan Matt. Moga-moga bisa jumpa lagi Bandung. I’ll see you again, Matt!

2. Ikuti Lomba Menulis Blog dalam rangka Sumpah Pemuda 2.0

Dalam rangka memperingati Sumpah Pemuda 28 Oktober 2010, diselenggarakan Lomba Penulisan Blog seputar pelaksanaan perayaan Sumpah Pemuda 2.0. Lomba yang digelar mulai tanggal 28 Oktober-11 November 2010 ini menyediakan hadiah-hadiah menarik seperti Netbook, Blackberry dan lain-lain. Ikuti keterangan lengkapnya (juga beberapa lomba lainnya) di sini

3. Mengembangkan Audience dan Membangun Komunitas

Ini sebuah artikel menarik dari Bang Win, Community Manager Yahoo Indonesia di Blognya tentang bagaimana mengembangkan audience dan membangun komunitas menggunakan konten social media secara strategis dan terukur. Ini salah satu kutipan menarik dari tulisan tersebut:

Satu hal yang harus Anda ingat, pendapat “Bangun dulu lalu mereka akan datang” tidak akan jalan. Cara yang ideal untuk mengembangkan audience dan membangun komunitas adalah menjadikan diri Anda sebagai valuable member pada komunitas-komunitas yang sudah ada. Proaktif dan pergaulan yang luas di komunitas-komunitas yang sudah Ada disertai dengan kesadaran membangun reputasi adalah cara yang paling baik. Temukan di mana tempat-tempat yang memungkinkan untuk menjalin percakapan, dialog dan pula feedback yang berfokus pada hal-hal yang Anda kuasai dan mulailah membangun eksistensi Anda sesering mungkin dan selama mungkin.

Thanks ya Bang Win!

JIKA SUATU KETIKA SAYA TIDAK NGEBLOG LAGI.. (Refleksi Menjelang Hari Blogger Nasional)

Saya menulis blog bersama "Delliani", Netbook Dell Inspiron Mini 9 saya

Beberapa waktu terakhir ini, saya agak tergelitik saat membaca “kicauan” di Twitter bertagar #priyadingebloglagi. Ada yang lucu, ada pula yang serius.  Beberapa “resolusi” terlontar mulai dari “kalau #priyadingebloglagi @budizainer akan cukur kumis” sampai “kalau #priyadingebloglagi mas @lantip akan membuka kelas kursus singkat bahasa Jawa”.

Siapa sesungguhnya mas Priyadi, sampai-sampai begitu banyak orang menginginkannya kembali ngeblog?

Saya mengenal sosok pria yang berdomisili di Depok ini sebagai seorang blogger yang begitu lugas dan cerdas mengulas berbagai hal yang terkait dengan masalah-masalah aktual kemasyarakatan. Dengan gaya tulisannya yang khas dan komprehensif,  Priyadi berhasil memikat banyak penggemar dan menuai banyak komentar untuk berdiskusi soal apa yang tengah dibahasnya diblog.  Ia termasuk salah satu blogger terkemuka di Indonesia dan langkah yang cukup fenomenal adalah saat ia beradu argumen dengan Roy Suryo di media.

Pertama kali bertemu mas Priyadi ketika Pesta Blogger 2007  saat ia menjadi salah satu penggagas awal hajatan akbar blogger Indonesia ini. Entahlah, atas alasan apa mas Priyadi mendadak tidak ngeblog lagi sejak posting terakhirnya di Blog tanggal 30 Juni 2008. Dan begitulah, menjelang pelaksanaan Pesta Blogger 2010, sejumlah penggemar blognya kembali menggugah mas @Priyadi untuk ngeblog lagi lewat “kicauan” di Twitter.

Seminggu yang lalu, saya terharu membaca serial tulisan dari kawan saya sesama Penasehat Blogger Bekasi, Om Jay (nama “mesra” Wijayakusumah). Guru TIK SMP Labschool ini menulis enam tulisan menggetarkan berjudul : “Warisan Terakhir Seorang Blogger” . Om Jay menceritakan dengan apik bagaimana seorang Blogger handal di era global memberikan wasiat terakhir yang sangat berharga ketujuh orang anaknya menjelang ia wafat.  Dikisahkan, sang blogger mengharapkan kepada anak-anaknya untuk meneruskan tradisi menulis dan ngeblog sebagai wujud mengungkapkan ekspresi dan opini serta berbagi kepada sesama. Ia memberikan password blognya kepada masing-masing anaknya dan meminta agar terus mengupdate blog tersebut secara konsisten.”Selamat ngeblog anakku sayang, dan ajaklah orang lain juga untuk ikut ngeblog. Jasad ayah boleh mati di telan bumi, tapi tulisan-tulisan ayah tetap terjaga dan abadi sepanjang masa,” demikian pesan terakhir sang ayah untuk anak-anaknya tercinta.

Dua kejadian yang diatas mendadak menghentakkan ruang sadar saya dan menghasilkan pertanyaan reflektif, “Apa yang terjadi, jika suatu saat saya tidak ngeblog lagi?”. Akankah saya akan tetap “dirindukan” sebagaimana para penggemar @priyadi menghimbaunya untuk kembali ngeblog? Apakah saya sudah cukup menorehkan manfaat, memberikan kontribusi terbaik buat khalayak pembaca blog saya dengan mempersembahkan konten tulisan yang informatif dan berkesan buat mereka, sehingga kelak, bahkan password untuk mengakses blog saya menjadi sangat berharga untuk dijadikan warisan terbaik buat kedua anak saya ketika saya meninggal dunia?”.

Blog yang saya buat, sebagai catatan-catatan dari hati saya ini, pada awalnya memang saya niatkan sebagai sebuah monumen kenangan untuk menyimpan hal-hal penting (dan juga tidak penting) sepanjang perjalanan hidup saya selama ini. Ia adalah sebuah “sidik jiwa” yang memahat setiap serpih-serpih fragmen kehidupan yang saya jalani dan berbeda dengan apa yang dialami oleh orang lain, dalam sebuah catatan online.Episode-episode kehidupan itu boleh jadi akan menjadi referensi bermanfaat buat orang lain, setidaknya menjadi “jembatan hati” yang menghubungkan pengalaman kami masing-masing pada sebuah ruang waktu dan tempat berbeda.

Fungsi blog juga saya jadikan pula sebagai tempat dokumentasi online terbaik bagi karya-karya saya. Dengan “arsip online” seperti ini saya tak perlu risau bila suatu waktu dokumen saya rusak dimakan rayap, misalnya. Kapan saja bila saya ingin membacanya kembali, tetap bisa membukanya, dimana saja sepanjang koneksi internet tersedia. Termasuk melalui fasilitas handphone yang saya miliki.

Dengan menulis di Blog saya menjadi “penguasa otonom” atas apa yang saya tulis. Tidak ada campur tangan editor atau penguasa media yang mengatur saya seharusnya menulis ini dan tak boleh menulis itu. Sentuhan personal seperti ini justru menghasilkan ikatan interaksi kolegial antara saya dan pembaca-pembaca blog saya. Lihatlah, betapa terharunya saya ketika dengan tak terduga mendapat respon pembaca yang tiba-tiba membatalkan niatnya menceraikan sang istri hanya setelah membaca posting di blog saya, Atau betapa bahagianya saya menyaksikan seorang kawan tertawa terpingkal-pingkal saat membaca tulisan saya menjadi Papi Sitter untuk kedua anak saya. Dan disaat saya merayakan ulang tahun perkawinan, persembahan surat cinta terbuka buat istri tercinta yang saya tulis di blog menjadi hadiah romantis paling manis buatnya. Begitulah, blog menjelma menjadi sebuah ruang kontemplasi  humanis dengan sentuhan personal.

Ngeblog juga membuka horison pertemanan baru buat saya. Berbagai interaksi online yang terjadi melalui blog membuat saya berada ditengah-tengah kawan-kawan yang memiliki hobi sama, lintas profesi, usia dan jabatan. Berbagai event kopdar saya hadiri dan menjadi bagian integral masyarakat informasi global saat ini.Sungguh membahagiakan

Tiga hari lagi, Hari Blogger Nasional 27 Oktober 2010 akan dirayakan. Saya masih ingat betul, bagaimana ekspresi Pak Muh.Nuh, Menkominfo mencanangkan hari bersejarah tersebut pada momen Pesta Blogger pertama 27 Oktober 2007. Penuh optimisme dan bersemangat. Saya begitu terhanyut pada nuansa ekstase keharuan yang terjadi saat pencanangan itu. Inilah babak yang menandai semakin menguatnya eksistensi blogger di Indonesia.

Dan disinilah saya, termangu didepan laptop dengan pertanyaan yang terngiang dibenak saya : Apa gerangan yang terjadi bila saya kelak tidak ngeblog lagi?

Saya belum dapat menjawabnya.

Dan belum mampu membayangkannya.

Bukan apa-apa, spirit untuk ngeblog dan terus menulis masih tetap menyala di hati saya saat ini bahkan hingga ajal menjelang. Saya tak tahu kelak apakah akan “bernasib serupa dengan Mas Priyadi” yang begitu dirindukan untuk ngeblog kembali oleh para penggemarnya atau seperti sang Blogger Handal di era Global-nya Om Jay yang menulis warisan dashyat untuk generasi penerusnya sebelum ia wafat.

Bila kemudian saya meninggalkan dunia yang fana ini, disuatu waktu yang pasti namun tak tahu kapan, biarlah, blog ini menjadi monumen atas karya, kenangan, cinta, dan harapan saya, buat anda semua. Menjelma menjadi “sidik jiwa” bersahaja bagi saya yang pernah hadir dan mengalir pada sepenggal kehidupan  : Sebuah “tanda” bahwa saya pernah “ada”.

Barangkali, puisi saya “Jika Suatu Ketika Kita Tak Bersama Lagi” yang saya tulis bulan Februari silam, menjadi relatif relevan dalam memaknai wacana ini:

Jika Suatu Ketika Kita Tak Bersama Lagi
Aku ingin kau mengenang
segala kisah tentang kita
yang telah terpahat rapi di rangka langit
bersama segenap noktah-noktah peristiwa
juga canda dan pertengkaran-pertengkaran kecil
yang mewarnai seluruh perjalanan kita
Dalam Lengang, Tanpa Kata

Jika Suatu Ketika Kita Tak Bersama Lagi
Aku ingin kau tetap menyimpan
setiap denyut nadi yang berdetak
dan degup cepat debar jantung
saat mataku memaku matamu
disela derai gerimis menyapu beranda
kala kita pertama bertemu di temaram senja
Dalam Sepi, Tanpa Suara

Jika Suatu Ketika Kita Tak Bersama Lagi
Aku ingin kita meletakkan segala perih itu
disini, pada titik dimana kita akan berbalik
dan menyimpan senyum dibelakang punggung masing-masing
lalu membiarkan waktu menggelindingkannya
hingga batas cakrawala
bersama sesak rindu tertahan didada
Dalam Diam, Tanpa Airmata

Jika Suatu Ketika Kita Tak Bersama Lagi
Aku ingin cinta itu tetap tersimpan rapi
pada larik bianglala, pada hujan, pada deru kereta,
pada embun di rerumputan, pada pucuk pepohonan
sembari memetik mimpi yang telah kita sematkan disana
lalu mendekapnya perlahan
Dalam Sunyi, Tanpa Cahaya

Jika Suatu Ketika Kita Tak Bersama Lagi
Aku ingin kita akan tetap saling menyapa
lalu merajut angan kembali
seraya meniti ulang segala jejak yang sudah kita tinggalkan
lantas menyadari bahwa menjadi tua adalah niscaya
dan untuk itu kita tak perlu ambil peduli
karena kita tahu

Dalam Lengang, Tanpa Kata
Dalam Sepi, Tanpa Suara
Dalam Diam, Tanpa Airmata
Dalam Sunyi, Tanpa Cahaya

Ada Bahagia
Untuk Kita
Hanya Kita…

SELAMAT HARI BLOGGER NASIONAL 27 OKTOBER 2010 !!

Keep Blogging, Keep Writing and Keep Shining!

BENCANA BANJIR DAN RIUH RENDAH LAPORAN WARGA DI MILIS CIKARANG BARU

Bencana Banjir dashyat yang terjadi kemarin (21/10) di Perumahan Cikarang Baru menjadi topik pembicaraan hangat dikalangan penggiat mailing list (milis) Cikarang Baru Kota Jababeka. Sejak kawasan Cikarang dan sekitarnya mulai mendung, hingga hujan deras melanda sampai banjir menggenangi tempat saya dan keluarga tinggal tersebut, perkembangan terakhir dilaporkan oleh kawan-kawan anggota milis.

Tak tanggung-tanggung, tidak hanya reportase ala jurnalis kawakan, laporan mereka bahkan dilengkapi dengan foto-foto untuk memperkuat konten tulisan. Komentar-komentar serius maupun lucu saling menanggapi dalam posting tentang “Hujan dan Petir” di Cikarang.

Ramai dan saling bersahut-sahutan.

Dengan fasilitas smart phone seperti Blackberry yang dimiliki oleh anggota milis sangat memungkinkan untuk melakukan update informasi dalam sekejap. Ditengah hujan yang lebat dan arus air, beberapa kawan milis ikut “berjibaku” mengambil gambar dengan kamera sakunya untuk kemudian mengunggahnya ke milis (beberapa fotonya, meski dengan kualitas ala kadarnya namun memiliki unsur dramatis yang hebat saya ikut tampilkan disini). Terus terang, saya jadi ikut-ikutan tegang membaca dan terbawa suasana yang terjadi meski ketika itu saya sedang terjebak di kantor saya di Cilandak menunggu hujan dan angin benar-benar reda. Di atas bis sekalipun dalam perjalanan pulang saya tak henti-hentinya menyimak kabar berita terbaru soal banjir di Cikarang Baru melalui handphone saya.

Inilah sebuah fenomena menarik ketika warga, orang biasa, bukan wartawan profesional, berada di garda terdepan berbagi informasi bermanfaat dengan dukungan piranti komunikasi yang makin canggih. Mereka menggunakan elemen-elemen jurnalistik–dalam tahap paling sederhana sekalipun–menyampaikan berita dan informasi terkini kepada sekitarnya. Tipe jurnalisme seperti ini, seperti yang saya kutip dari Wikipedia Indonesia, akan menjadi paradigma dan tren baru tentang bagaimana pembaca atau pemirsa membentuk informasi dan berita di masa mendatang. Perkembangannya di Indonesia dipicu ketika pada tahun 2004 terjadi tragedi Tsunami di Aceh yang diliput sendiri oleh korban tsunami. Terbukti berita langsung dari korban dapat mengalahkan berita yang dibuat oleh jurnalis profesional.

Lihat saja untaian percakapan milis berikut ini bersama foto-foto-nya:

Ceppi Prihadi, Jam 19.21, 21-10-2010

Di jalanan utama Cikarang Baru mulai dari depan Printec air sudah sekita 10 -20 cm dan makin dekat ke perempatan Hk-Wisma Mattel air makin tinggi. Di perempatan dekat VGI bahkan sudah banyak motor yang mengalami mogok

Sewaktu saya tadi melintasi jembatan Pasimal kondisi air kali cilemahabang sangat deras dan ketinggian air dari permukaan jalan sekitar 30-40 cm. Suasana sangat hiruk pikuk kendaraan tidak jelas arah tujuan karena banyak yang mogok banyak yang berputar arah dan tentu saja mencari jalan yang paling dangkal airnya.

Tetangga saya berboncengan suami istri dari Jababeka menuju arah Tapir terjebak banjir di perempatan VGI dan mengalami mogok motornya. Akhirnya sang istri berjalan dari tempat mogoknya motor menembus jalanan yang dipenuhi air dan dari Supernova hingga jembatan kawasan sempat melintasi air yang tingginya hampir sepinggangnya.

Wardoyo, 19.42, 21-10-2010

Motor saya alhamdullilah bisa tembus banjir barusan…..,walau ter batuk2.san dihadang arus deras dr puspa Yang penting panteng gas.klw mulai batuk2 tarik cuke aja..

Wawan Darmawan, 20.43, 21-10-2010

Lokasi depan ruko puspa sudah sepi..banjir setinggi paha..air deras sekali. Ruko anggrek masih aman..air hanya di jalanan. Perempatan depan BNI kearah tropikana banjir seperti danau dan air deras. Ke arah tropikana nggk bisa masuk..banyak warga jaguar di evakuasi ke arah ruko sini.

Wawan dari perempatan arah tropikana melaporkan

Ruwiyono Hadi, 00.07 WIB, 22-10-2010

Barusan pulang dari ruko Trm Brt 2 ke rmh Jaguar, air di spnjang jln Trm Brt-Clmbng-puspa 1-jaguar sdh surut tpi jln lmayan licin krn lumpur.
Sayang lampu di jaguar blm hidup.

Beberapa tahun silam saya tidak dapat menikmati sajian informasi terkini dan akurat seperti sekarang.  Tak soal gaya bahasanya seperti apa, namun konten informasi yang disajikan paling tidak memberikan keterangan bahkan solusi atas persoalan. Terlebih pendekatan ala jurnalisme warga yang dilakukan lebih personal dan kolegial. Dituliskan berbasis keakraban terhadap suatu tempat atau peristiwa dan kemudian digarap dengan mengembangkan gairah bercerita dengan sudut pandang pribadi. Membuat “nilai” informasinya menjadi lebih berbeda dan “gue banget”.

Berita yang disajikan secara tulus, tanpa pretensi apapun (apalagi diniatkan jadi “headline” atau “berita panas”) , sebagai sebuah representasi masyarakat yang sadar informasi dan tentu sekaligus menjadi penyedia informasi.

Ah, saya begitu menikmati fenomena riuh rendah jurnalisme warga saat ini.

Bagaimana dengan anda?

Sumber foto hasil jepretan Pak Rivaldi, Pak Ceppi, Pak Wawan dan Pak Yani, Mailing List Cikarang Baru

PUISI : SEBARIS BIANGLALA DI SELASAR JIWA

Kelam langit senja telah membawa kita

Pada sebuah cerita tentang kenangan yang terdampar di sudut hati

tentang cinta yang mengapung rendah antara harapan dan kenyataan

serta  sebait kidung lirih bersenandung dengan syair rindu tak bertepi

juga waktu yang tak jua beranjak saat mataku memaku matamu

“Kita,” katamu,” adalah sebaris bianglala di selasar jiwa, yang menggoreskan warna

dengan bias pesona di tiap lariknya, menyepuh lembut bilik sanubari dan

memaknai setiap kata “pulang” adalah sebuah jalan menuju kepadamu”

Setelah senja berlalu meninggalkan jejak-jejak merah saga di batas cakrawala

Kita akan berangkat kembali dengan arah berbeda

membawa kesunyian  dan kepiluan masing-masing

pada gelap malam serta doa yang kita gantungkan di langit

bersama asa yang musykil dan gigil kangen yang tak jua pudar

Cikarang,211010

MENUJU PESTA BLOGGER DI TAHUN KEEMPAT

Gegap Gempita penyelenggaraan hajatan kopdar blogger terbesar di dunia, Pesta Blogger 2010, sudah mulai terasa di berbagai blog dan jaringan sosial media belakangan ini. Mulai dari  Kicauan di twitter, update status di Facebook, Koprol maupun Plurk terasa riuh rendah menyongsong acara yang akan diadakan di Rasuna Episentrum Kuningan, Jakarta Selatan pada Hari Sabtu, 30 Oktober 2010.

Tema Pesta Blogger 2010 yakni “Merayakan Keberagaman” menjadi sebuah daya tarik tersendiri karena memasuki tahun keempat penyelenggaraannya, Pesta Blogger kali ini merangkul aktifis online dan social media untuk ikut bergabung bersama dalam semarak hajatan tersebut. Diperkirakan sekitar 1500 orang akan hadir dan di sesi “break-session” setelah makan siang, banyak komunitas ikut berpartisipasi dan berbagi dengan para peserta, selain itu beberapa komunitas membuka stand pameran khusus di area pesta (silahkan lihat daftar pengisi acara disini).

Sama seperti tahun sebelumnya juga dilaksanakan Blogshop dan Mini Pesta Blogger di 10 kota di Indonesia (Makassar, Padang, Pontianak,Banjarmasin, Manado, Jogjakarta, Surabaya, Madura, Aceh dan Medan). Bila pada Blogshop tahun lalu saya ke Makassar, maka tahun ini giliran saya ikut hadir dalam acara Blogshop di Yogyakarta. Lomba yang dilaksanakan juga jauh lebih banyak dibanding tahun sebelumnya dengan menyajikan hadiah-hadiah yang menarik.

Saya sendiri menjadi saksi perjalanan Pesta Blogger sejak pertama kali dilaksanakan pada tahun 2007 dengan tema “Suara Baru Indonesia” di Gedung Bioskop Blitz Megaplex.  Di Pesta Blogger pertama ini dicanangkan Hari Blogger Nasional setiap tanggal 27 Oktober oleh Menkominfo yang ketika itu dijabat oleh Muh.Nuh (saya menuliskan laporan pelaksanannya disini)

Pada Pesta Blogger tahun berikutnya yang mengusung tema “Blogging for Society”, saya bahkan menjadi salah satu pembicara dalam panel diskusi paripurna. Acara ini diadakan di Auditorium Menara BPPT. Tahun lalu, saya terlibat menjadi salah satu steering committee pelaksanaan Pesta Blogger ketiga dengan tema “One Spirit, One Nation”yang diadakan di Gedung SMESCO.

Pesta Blogger tahun ini akan lebih spektakuler, meriah dan kolosal, dan pastikan anda juga ikut hadir merasakan sensasi tersebut dengan mendaftarkan diri disini.

Sampai jumpa di Pesta Blogger keempat, ajang kopdar akbar Blogger dan penggiat online Indonesia!

CATATAN TERCECER DARI BLOGSHOP DAN TEMU KOMUNITAS DI YOGYAKARTA

Pulang Ke Kotamu

Ada Setangkup Haru, Dalam Rindu

Masih Seperti Dulu, Tiap sudut menyapaku

Bersahabat, Penuh Selaksa Makna

(Kla Project, Yogyakarta)

Entahlah, selalu ada sentilan rasa yang berdesir di hati ketika mendengar lagu fenomenal dan legendaris dari Kla Project ini dilantunkan. Begitu banyak kenangan yang menyertai dan bergema lantang hingga ke sudut sanubari terdalam.

Tahun 1991, saya pertama kali menjejakkan kaki di Yogyakarta dalam rangka menghadiri Temu Nasional Mahasiswa Teknik se Indonesia di Universitas Gajah Mada, Yogya. Ketika itu saya mewakili Fakultas Teknik Unhas Makassar, mempresentasikan karya ilmiah yang saya buat di depan forum mahasiswa Teknik Nasional tersebut. Saya begitu menikmati suasana eksotis Yogyakarta yang sarat dengan aneka budaya lokal yang unik dan suasana kotanya yang begitu ramah menyapa.

Dan di kota ini, disela-sela seminar, ditemani seorang kawan, saya sempat mengunjungi rumah, “Diajeng”,  seorang perempuan berparas manis di Gejayan yang pernah menorehkan cinta pertama dimasa lalu. Sebuah pertemuan yang singkat namun berkesan, setelah tak pernah jumpa begitu lama. Kami hanya bercerita tentang seputar kegiatan dan teman-teman lama kami. Tak lebih. Saya berusaha untuk menjaga dan memaknai hubungan kami sama seperti saat kami berpisah dulu. Memelihara harmoni dan tidak saling melukai sebagai sesama sahabat. Dan begitulah, saat melintas di Lesehan Malioboro malam harinya,  menyaksikan pengamen jalanan bernyanyi riang menghibur pengunjung, lamat-lamat terdengar nyaring ditelinga saya bait terakhir lagu Yogyakarta : “Musisi Jalanan Mulai Beraksi, Seiring Laraku Kehilanganmu, Merintih Sendiri, Ditelan Deru Kotamu..”

Dan begitulah.

Roda kehidupan terus berputar laju. Sampai kemudian , takdir akhirnya membawa saya kembali ke Kota ini. Pada seorang perempuan yang kini menjadi ibu dari kedua anak saya dan berasal dari Tegaltirto Kecamatan Berbah, Sleman. Setelah menjalin hubungan kasih di Jakarta, saya akhirnya melakukan prosesi pelamaran langsung kerumah orang tuanya. hingga akhirnya jadilah kami sepasang suami isteri sebulan setelahnya.

Selama hidup berumahtangga kami kerapkali pulang ke Yogya, terlebih saat gempa dashyat tahun 2006 yang meluluh lantakkan rumah mertua saya disana. Saya beberapa kali pulang untuk membantu proses renovasi rumah yang hancur akibat gempa.Disetiap Idul Fitri, kami mengatur tahun genap pulang ke Yogya dan tahun ganjil mudik ke Makassar.

Minggu lalu, saya dari Yogya lagi. Merasakan kembali aura eksotis kota ini, setelah sebulan sebelumnya saya sekeluarga mudik berlebaran juga disana. Kali ini sebagai Panitia Pesta Blogger 2010, bersama-sama dengan Nia Sadjarwo, Mas Iman Brotoseno dan Mbak Agatha alias Mbak Dos . Di Bandara Adisucipto, rombongan kami disambut oleh Pakde Mbilung, Herman Saksono dan Memeth. Sambutan yang hangat dan bersahabat, apalagi ini juga jadi pertemuan pertama saya secara fisik dengan Pakde Mbilung, yang juga menjadi penasehar acara Pesta Blogger Jogja kali ini.

Rangkaian acara Media Visit di hari Jum’at (8/10) memang sungguh padat. dan saat kami mampir makan siang di Restoran Joglo Mlati di Jombor, kami sangat menikmati suasana bernuansa kental budaya jawa klasik di Rumah Makan yang dikelola Pak Utomo ini. Ornamen-ornamen ukir dan dekorasi khas Jawa menghiasi hampir seluruh rumah makan yang asri dan nyaman tersebut.

Dengan tiga bangunan utama, Joglo Mlati adalah sebuah tempat yang sempurna sebagai tempat untuk makan siang, makan malam dan acara-acara spesial lainnya, seperti acara pernikahan, Small Meeting, Gathering, acara Ulang Tahun, Perayaan, dan lain sebagainya. Restaurant kami memiliki kapasitas untuk 1000 orang semi standing. Difasilitasi dengan musik gamelan jawa dan area parkir.

Salah satu yang khas adalah bagian utama dari Restaurant ini yaitu, Melati Joglo Utama. Dibangun pada tahun 1934 di Jepara, Jawa Tengah dan dipindahkan ke Yogyakarta sekitar pertengahan tahun 1995. Melati atau Joglo Utama biasanya digunakan untuk acara-acara pertemuan berkapasitas besar, seperti acara pernikahan dan acara-acara lain yang menampilkan pertunjukkan tradisional seperti Tari Ramayana, Tayub, Rorojonggrang, Campursari, dan lain sebagainya.

Di Restoran ini dilaksanakan pelepasan rombongan Rally Panggih Batir yang merupakan rangkaian awal Pesta Blogger Jogja yang melibatkan sejumlah komunitas online dan mereka akan mengunjungi beberapa tempat, seperti komunitas seni dan budaya eksotis di Jogja.

Kurang lebih ada 10 komunitas yang ikut, antara lain dari Komunitas Koprol Jogja, Komunitas Bancakan, Komunitas FiksiMini, Komunitas Kuliner Jogja, Komunitas Twitter Jogja, dll. Suasana terlihat akrab dan renyah terlebih ketika masing-masing komunitas yang mengikuti kegiatan ini memperkenalkan komunitasnya masing-masing. Saya tidak sempat mengikuti rombongan ini karena mesti melanjutkan media visit ke tempat berikutnya.

Malam harinya, seusai mengikuti media visit, rombongan kami dijamu “dinner” di rumah makan Royal Garden yang berlokasi di alun-alun utara Keraton Yogya. Saya mengenal lebih banyak lagi kawan-kawan Blogger dari Komunitas Cahandong Jogja yang menjadi pelaksana kegiatan PB Jogja kali ini. Sambil menikmati tahu lembut khas restoran ini, saya berbincang dengan Choro, yang belakangan saya tahu dialah ternyata yang berperan sebagai sosok “Susan” dan menjadi kontak person kegiatan ini.

Keesokan paginya, saya menikmati udara pagi yang cerah dengan berjalan-jalan di sekitar Pasar Demangan Gejayan, tak jauh dari Hotel Puri Chorus tempat kami menginap. Aktifitas pasar begitu ramai ketika itu, saya sempat mampir sejenak di sebuah angkringan kecil minum teh manis hangat sembari membaca koran pagi Kedaulatan Rakyat dan Radar Jogja yang memuat aktifitas Media Visit kami sehari sebelumnya.

Saat duduk-duduk di teras hotel bersama Pakde Mbilung, Mas Iman mengajak kami sarapan.

“Kita makan soto Sholeh Kridosono, yuk”, ajak pria yang berprofesi sebagai sutradara film ini.

“Yuuk, sekalian kita berwisata kuliner pagi-pagi,” sambut Pakde Mbilung antusias.

Dan begitulah, dengan mobil yang dikendarai Sita, saya bersama Pakde Mbilung, Mbak Dos dan Mas Iman berangkat menuju Soto Sholeh Kridosono yang merupakan cabang dari soto sholeh Tegalrejo.

Suguhan soto Sholeh Kridosono ini memang nikmat dan istimewa sekali. Tak salah jika memang, soto ini sampai membuka 6 cabang di berbagai tempat di Jogja. Menyantap soto daging pagi-pagi memang sungguh sebuah sensasi tersendiri. Setelah itu Pakde Mbilung, Sita dan Mbak Dos langsung menuju lokasi Blogshop di Amikom Jogja untuk persiapan sementara saya dan Mas Iman kembali ke Hotel.

Seusai penyelenggaraan Blogshop yang berlangsung sukses di Amikom Jogja, saya bersama 2 anggota tim Pesta Blogger 2010 yang lain Rara dan Nia Sadjarwo menuju lokasi Kedai Kopi Esspreso untuk mengikuti kelas Kopi sebagai rangkaian Rally PB. Kami memang datang sedikit agak terlambat, tapi syukurlah “kelas kopi” baru saja dimulai. Beberapa saat setelah saya duduk, sajian kopi Cappucino buatan Kedai Kopi tersebut dipersembahkan buat kami yang baru saja tiba. Saya menyeruput perlahan kopi kesukaan saya itu yang memiliki cita rasa yang sangat istimewa.

Peserta yang mengikuti presentasi sejarah, tahap-tahapan dan tatacara pembuatan kopi Espresso di Kedai tersebut terlihat sangat antusias. Konon kabarnya, karena orang Italia tidak suka menunggu kopi lama-lama, maka diciptakanlah alat yang mampu membuat kopi hanya dalam waktu 30 detik dengan cita rasa yang khas dan nikmat. Itulah sebabnya dinamakan Kopi Esspreso. Para peserta yang hadir dikesempatan tersebut diberikan kesempatan untuk mencoba mesin kopi disana untuk membuat kopi sendiri. Wah, ini sebuah pengalaman yang sangat menyenangkan. Mencicipi kopi, menyerap ilmu tentang kopi sekaligus mempraktekkannya.

Malam harinya, saya pun menghadiri acara puncak Pesta Blogger Jogja yang diadakan di Graha Purna Budaya UGM. Rangkaian acaranya sendiri sudah saya ceritakan di link ini. Dalam kesempatan tersebut, saya bertemu dengan kawan-kawan di Ngerumpi.com, tempat dimana saya menjadi salah satu kontributor dan “menyamar” memakai nama “Tukang Odong-Odong. Saya bisa jumpa dengan beberapa kawan-kawan Blogger Ngerumpi mulai dari sang “pentolan”  Simbok Venus, Mas Warm, Cyraflame, Memet, Choro, Kopiholic, Chika, dll.

Pada kesempatan itu pula, oleh Mas Iman, saya diperkenalkan ke Mas Arief Budiman, Finalis International Young Creative Enterpreneur of The Year (IYCEY) 2006 dan 2007 yang diadakan British Council Indonesia, blogger dan penulis buku “Tuhan sang Penggoda” dan “Jualan Ide Segar” serta Managing Director Petak Umpet, sebuah perusahaan periklanan yang memperoleh penghargaan The Most Creative Agency di Pinasthika Ad.Festival 2003, 2005 dan 2006.  Petakumpet juga terpilih sebagai 9 Terbaik UKM terbaik se-Indonesia dalam Dji Sam Soe Award 2006 dan Di 2007, Petakumpet memperoleh Cakram Award untuk kategori The Best Print Ad. Saya termasuk salah satu pengunjung blog Mas Arief termasuk sudah membeli dan membaca buku-bukunya. Menyenangkan sekali bisa bertemu langsung dengannya dalam ajang Pesta Blogger Jogja kali ini.

Malam kian larut. Saat pulang kembali ke hotel ketika malam baru saja mendekati pucuknya, tiba-tiba saya teringat sajak yang sempat saya tulis bulan November tahun lalu yang bercerita tentang Yogyakarta dan nuansa romantik sentimental yang senantiasa akan lekat dalam ingatan,

Kenangan itu selalu berjalan tertatih dalam benak

meniti sebuah perjalanan panjang tentang sebuah rasa yang tertinggal

pada relung hati dimana sunyi bersemayam bersama rindu

“Kadangkala,” katamu,”pada lirih sajak yang kuterbangkan bersama angin

senantiasa ada harap disana untuk menghampirimu di suatu ketika

sembari bercerita tentang janji, obsesi memiliki juga cinta”

Ah, belahan jiwaku,

Pesonamu selalu memercik pada riuh rendah pundak Malioboro,

denting syahdu gamelan, warna coklat tua gudeg yang nikmat,

gemulai penari keraton, pepohonan rindang di Bulaksumur dan

keramaian pasar Beringharjo.

Kamu ada, bersama segala keindahan yang menyertai

gigil kangen saat angin lembut yang membawa sajakmu

menerpa kalbu, perlahan, saat mengenangmu, saat mengingatmu


.

PANGGUNG KOMUNITAS YANG HEBOH DAN MERIAH DI JOGJA

Acara Puncak Pesta Blogger Jogja yang diadakan pada malam minggu (9/10) yang diadakan di Pusat Kebudayaan Koenadi Hardjosoemantri Kampus UGM Jogha berlangsung begitu semarak dan meriah. Kami rombongan panitia Pesta Blogger dari Jakarta tiba di lokasi acara Pkl.19.00 malam. Antrian panjang di meja pendaftaran terlihat begitu memasuki lobi pusat kebudayaan di kampus tersebut. Hiruk pikuk penuh keakraban menghangatkan suasana, sesekali terdengar tawa canda ceria antar sesama blogger dan penggiat online yang hadir dalam acara tersebut. Sebuah dinding “Wall of Fame” berlogo Pesta Blogger Jogja dan sejumlah sponsor menjelang gerbang tempat acara puncak malam itu dilangsungkan, menjadi ajang narsis dan berfoto-foto para peserta yang hadir.

Memasuki arena acara, saya menyaksikan arena panggung komunitas Pesta Blogger Jogja malam itu yang dibuat dalam konsep terbuka dan “standing party”. Didepan tampak sebuah panggung besar dengan disisi kiri dan kanan ada layar raksasa yang menampilkan video atau presentasi update status di Twitter resmi bertagar pbjogja. Sementara itu tampil pula beberapa komunitas online berpameran dibagian belakang antara lain Blogdetik, Ngerumpi, KLJ (Kamera Lubang Jarum),dll. Hidangan lezat ala Jogja berada masing-masing di sayap kiri dan kanan arena acara. Di atas pentas, menyambut hadirin yang datang tampil anak-anak dari SALAM (Sanggar Anak Alam) Jogjakarta menyanyikan lagu-lagu dolanan anak-anak menggunakan alat-alat sederhana. Sangat memukau cara mereka memainkan alat-alat tersebut. Kurang lebih 400 orang yang datang dalam acara meriah ini.

Acara dibuka dengan Video “Selamat Datang” yang menampilkan suasana Jogjakarta yang eksotis dan dibintangi oleh sejumlah panitia Pesta Blogger Jogja dengan latar belakang lagu manis dan legendaris “Yogyakarta” yang didendangkan oleh KLa Project.

Setelah itu tampil ketua Panitia Pesta Blogger Nasional Irayani Queencyputeri atau Rara menyampaikan kata sambutan. “Pesta Blogger Jogja dengan panggung komunitas malam ini adalah yang paling meriah dibandingkan beberapa ajang di 5 kota sebelumnya. Ini sebuah ekspresi sukacita dan keakraban yang solid antar sesama penggiat komunitas online di Jogja. Selamat Berpesta!,” kata Rara antusias.

Setelah itu giliran Ketua Panitia Pesta Blogger Jogja, Herman Saksono menyampaikan kata sambutan. “Terimakasih banyak atas partisipasi komunitas online dan offline di Jogja atas kerjasama dan interaksi positif menyukseskan Pesta Blogger Jogja malam ini, juga kepada para sponsor yang memberikan kontribusi positif sebagai bentuk dukungan atas kegiatan ini,” ungkap Herman dengan mata berbinar. “Pada kesempatan sekarang pula kita tak hanya berpesta,” tambah Herman yang akrab dipanggil Momon ini ,”kita juga akan menunjukkan kepedulian kepada saudara-saudara kita yang terkena musibah di Wasior Papua dengan memberikan sumbangan melalui kotak sumbangan yang akan diedarkan oleh Panitia dan akan kami laporkan lalu salurkan semuanya ke pihak terkait”

Acara dilanjutkan dengan perkenalan komunitas yang hadir dan memeriahkan Pesta Blogger Jogja, antara lain Komunitas Blogger Cahandong, Komunitas Jogja Twitter User Group (JogTug), Komunitas Multiply Jogja, Komunitas @resepmini, Komunitas Plurk Jogja, Komunitas Koprol Jogja, Komunitas Kamera Lubang Jarum, Komunitas Fiksi Mini Jogja, Komunitas Plesetan Jogja, Komunitas Kuliner Jogja, Komunitas Bancakan,dll.

Selanjutnya ada presentasi dan kuis-kuis menarik dari para sponsor acara ini seperti dari XL, Blogdetik dan Gantibaju.com. Bentuk kuisnya lucu-lucu dan mengundang gelak tawa. Gantibaju.com misalnya menyajikan kuis berhadiah baju kaos bagi peserta yang berani memperagakan gaya unik ala peragawati/peragawan diatas catwalk.

Setelah itu, ada pula presentasi dari Komunitas Bancakan, yakni komunitas yang menghimpun para web developer dan penggiat/pekerja IT di Jogja. Komunitas Kamera Lubang Jarum juga tampil menyajikan presentasi profil komunitasnya yang membuat kamera dari kaleng bekas. Unik sekali dan menarik saat mereka mendemonstrasikan bagaimana Kamera Lubang Jarum Kaleng Bekas bekerja dan menghasilkan foto-foto memikat.

Di akhir acara, tempil memukau kolaborasi alunan musik moderen dan gamelan tradisional mengiringi tarian Komunitas seni anak-anak lereng Merapi yang menghentak dan ceria. Melihat kostum mereka, Saya tiba-tiba teringat tarian tradisional yang disajikan anak-anak di film “Laskar Pelangi”. Lucu dan ada “kincring-kincring’ di kaki mereka yang menghasilkan suara yang khas.

Suasana menjadi makin heboh dan semarak ketika para peserta Pesta Blogger Jogja ikutan “melantai” dan menari bersama dengan anak-anak tadi dengan beragam gaya. Saya sendiri sempat “diseret” ke tengah arena oleh sang Ketua Panitia Momon untuk ikut menari bersama. Suara tawa hadirin terdengar melihat gaya para penari dadakan diatas panggung.

Sebelum acara ditutup diumumkan pemenang lomba-lomba yang terkait dengan kegiatan Pesta Blogger Yogyakarta. Diantaranya ada hadiah Laptop Acer, Blackberry Gemini dan ada pula tiket pesawat pulang pergi Jogja-Jakarta dalam rangka menghadiri Pesta Blogger Nasional tanggal 30 Oktober 2010. Salah satu pemenangnya, Taqdir Arsyad dengan bangga memamerkan hadiah tersebut yang disponsori oleh Bakoel Tiket. “Saya menjawab pertanyaan-pertanyaan kuis yang diajukan lewat Twitter dari subuh hingga sore tadi, Alhamdulillah bisa menang dan berangkat ke Jakarta gratis,” kata Taqdir sumringah.

Pukul 22.30 malam seluruh rangkaian acara Pesta Blogger Jogjakarta berakhir. Sebuah acara puncak yang meriah, heboh dan mengesankan. Terimakasih untuk jajaran panitia dan pendukung acara yang memungkinkan acara spektakuler ini berlangsung dengan baik dan lancar !

SUKSES, PENYELENGGARAAN BLOGSHOP 2010 AMIKOM JOGJAKARTA

Mbak Dos menyampaikan materi dalam Blogshop di AMIKOM Jogja

Ruang Laboratorium Komputer lantai 4 STMIK AMIKOM Jogja, Hari Sabtu (9/10), begitu meriah dan mulai dipenuhi para peserta Blogshop Pesta Blogger 2010. Ruang berkapasitas 70 unit komputer tersebut telah dilengkapi dengan koneksi internet yang lumayan lancar untuk mendukung pelaksanaan Blogshop yang merupakan Blogshop keenam dari sepuluh blogshop yang direncanakan untuk diadakan sebelum menuju acara puncak Pesta Blogger 2010, tanggal 30 Oktober 2010 ini. Sekitar 50 peserta datang menghadiri Blogshop yang digelar berkat kerjasama AMIKOM dan Komunitas Blogger Jogjakarta Cahandong tersebut.

Tepat pukul 10.00, acara dibuka dengan beberapa kata sambutan antara lain dari Mr.Philip Roskamp dari Kedutaan Besar Amerika Serikat sponsor utama kegiatan Blogshop dan Pesta Blogger 2010. “Kebebasan Berekspresi dan mengeluarkan pendapat melalui blog yang berkembang begitu pesat dewasa ini di Indonesia dan diakomodir melalui event Pesta Blogger, menjadi inspirasi berharga khususnya buat negara-negara yang tidak memiliki hal seperti serupa. Berbahagialah kita semua, karena iklim positif seperti ini berkembang luas di Indonesia,” kata Mr.Philip dengan antusias.

Pada kesempatan berikutnya, ada sambutan dari pihak AMIKOM Jogja yang siap menjadi mitra strategis komunitas Blogger dan onliners Jogja khususnya yang terkait dengan pelatihan blog, termasuk menggunakan fasilitas komputer di AMIKOM. Pernyataan tersebut mendapatkan tepuk tangan meriah dari hadirin.

Setelah itu, Irayani Queencyputeri, Ketua Panitia Pesta Blogger 2010 mengharapkan agar, selepas pelatihan blog ini, para peserta dapat mengaplikasikan langsung pelajaran yang sudah diperoleh dan secara konsisten mengisi blognya termasuk juga melakukan interaksi. “Bila ada diantara anda yang menjadi Mahasiswa atau Pelajar dan jadi pengelola Majalah Dinding, sudah saatnya untuk coba beralih ke edisi Majalah Dinding 2.0 atau online, untuk membuka kesempatan lebih besar penyiaran informasi ke segmen yang lebih luas”, kata Rara.

Mengakhiri rangkaian Kata Sambutan, ada Ketua Panitia Pesta Blogger Jogja Mas Herman Saksono yang menguraikan beberapa rangkaian kegiatan Pesta Blogger Jogja yang tidak hanya Blogshop namin ada juga Rally Panggih Batir yang sudah dimulai sejak kemarin, kemudian ada kelas kreatif yang diadakan simultan dengan acara Blogshop dan akan diakhiri pada malam harinya berupa Mini Pesta Blogger dan Temu Komunitas yang dipastikan acaranya akan lebih seru karena tidak hanya melibatkan komunitas blogger namun juga lintas Komunitas.

Mbak Dos yang merupakan “nickname” mbak Agatha dari dagdigdug.com tampil  menyajikan materi soal Blogging kepada para peserta. Untuk memecah kekakuan, diawal penyajian materinya, mbak Dos yang juga adalah seorang dosen psikologi sebuah Universitas Swasta di Jakarta ini,  secara jenaka memainkan game interaktif untuk para peserta blogshop untuk mencairkan kekakuan dan terbukti cara ini efektif agar peserta bisa lebih rileks menerima materi yang diberikan.

Penyampaian materi yang disampaikan mbak Dos disajikan dalam bentuk presentasi yang menarik termasuk tahap-tahap membuat blog di Dagdigdug.com kemudian mendaftar blognya pada agregator situs Pesta Blogger. Sebagian besar peserta tampaknya sudah banyak yang “melek” soal blog, terbukti materi yang disampaikan mbak Dos terserap dengan baik melalui posting dan pendaftaran yang tidak butuh waktu lama di agregator Pesta Blogger.

Dalam jeda makan siang, saya sempat berbincang dengan Pak Darmono. Alumni Fakultas Biologi Universitas Negeri Yogyakarta ini merupakan guru sebuah SMP di Jogja dan pengajar di sebuah Sekolah Luar Biasa untuk Tuna Rungu di Kalibayem. Beliau menyatakan sudah mengenal bahkan mengaplikasikan teknologi blog khususnya dalam penyampaian tugas atau materi lewat 2 blog yang diasuhnya kepada murid-muridnya. Hanya menurut Pak Darmono, sejauh ini ia hanya mengaplikasikannya lebih dulu kepada siswa-siswi SMP yang diajarnya dan belum pada murid-murid SLB Tunarungu yang diajarnya. “Saya ikut blogshop ini untuk menambah pengetahuan saya mengenai ngeblog. Saya lebih suka mengutak-atik blog saya ketimbang update status di Facebook,” ujarnya sambil tertawa renyah.

Seusai makan siang dilanjutkan dengan materi dari advisor Pesta Blogger 2010 mas Iman Brotoseno. .Dalam penjelasannya. Mas Iman yang juga mantan Ketua Panitia Pesta Blogger 2009 ini mengingatkan agar dalam menulis blog kita tetap tidak mengabaikan etika mencantumkan sumber kutipan yang melengkapi tulisan di blog,  termasuk tautan ke sumber kutipan yang bersangkutan.

Ini penting, menurut Mas Iman, agar integritas kita sebagai blogger tetap terjaga dengan menghasilkan produksi konten hasil pemikiran sendiri. Mas Iman juga sempat memberikan contoh ketika tulisannya dijiplak oleh sebuah buku dan ia sempat melakukan gugatan hukum pada penerbit buku bersangkutan.

Selain Mas Iman, sejumlah blogger ikut juga memberikan sharing kepada para peserta Blogshop seperti tips ngeblog dari Tika, pengalaman blogging oleh saya, serta profil Komunitas Blogger Cahandong Jogja oleh Fikri dan juga ada informasi menarik soal profil Komunitas Jogja Twitter User Group (JTUG) oleh mas Lantip (yang juga adalah pemenang kontes logo Pesta Blogger 2010).

Seluruh rangkaian acara Blogshop ini berakhir dengan lancar dan sukses pukul 14.15 WIB.