CATATAN DARI KOMPASIANA NANGKRING JAKARTA

Narsis Bersama usai acara Nangkring Kompasiana Jakarta (foto by Unang Muchtar)

Setelah melewatkan kesempatan mengikuti acara MoDis (Monthly Discussion) Kompasiana bersama Pak Jusuf Kalla hari Senin (22/2) karena kesibukan dikantor, kemarin sore (27/2), saya bertekad menghadiri even kopdar ala Kompasiana yang dilaksanakan di ruang Anggrek Istora Senayan bersamaan dengan pelaksanaan kegiatan Pameran Buku dan Media Kompas Gramedia Fair 2010.

Saya tiba di Istora pukul 14.30 dan menghabiskan waktu hingga pelaksanaan acara yang dilaksanakan mulai jam 16.00 sore dengan “secara kalap” memborong buku-buku murah yang dipamerkan dalam kegiatan tersebut. Tas ransel laptop yang saya bawa, sengaja saya kosongkan untuk mengisi buku-buku hasil “perburuan” saya di sejumlah stand penerbit yang berpameran hingga hari ini. Diskon harga buku hingga 20% serta buku-buku murah dengan kisaran harga Rp 5.000-Rp 20.000 sungguh menggoda. Tak ayal, ransel saya pun terisi penuh.

Menjelang pukul 16.00, saya lalu bergegas menuju lantai 2 dan disana sudah ada sejumlah Kompasianers berkumpul, salah satunya adalah mbak Pipiet Senja, seorang penulis produktif sekaligus Kompasianers yang sudah menghasilkan lebih dari 100 buku dan karya-karya beliau sudah saya baca sejak masih muda dulu. Saya menyapa beliau dan berbincang akrab tentang banyak hal.

Didalam ruangan saya duduk disamping bung Faisal Assegaf yang tulisan-tulisannya di Kompasiana banyak melecut kontraversi. Setelah berkenalan kamipun ngobrol tentang aktifitas blogging di Kompasiana. “Saya ini sebenarnya tidak suka ngeblog. Paling kirim tulisan ke media massa. Namun di Kompasiana saya “terjebak” dan jadi ketagihan menulis,” demikian “curhat” bung Faisal yang juga seorang aktifis mahasiswa tahun 1998.

Pukul 16.20 acara nangkring Kompasiana Jakarta dimulai. Dua orang admin Kompasiana, Mas iskandar Zulkarnaen yang akrab dipanggil Isjet dan Mas Pepih Nugraha tampil didepan.

Mas isjet membuka pertemuan tersebut dengan melontarkan joke-joke hangat dan memikat. “Saya malu deh disebut sama Bu Pipiet, adminnya Kompasiana masih imut, bisa-bisa terancam jadi calon mantu nih!” kelakar Mas Ishet yang disambut tawa hadirin.

Mas isjet lalu memaparkan sejumlah program-program kerja Kompasiana kedepan yakni selain menyelenggarakan Blogshop di sejumlah kota di Indonesia juga akan segera merilis aturan pengisian konten Kompasiana. “Aturan-aturan yang dirilis kelak merupakan semacam “rule of game” di Kompasiana namun tidak akan mengurangi kebebasan berekspresi dan kenyamanan berinteraksi di Kompasiana”, ujar Mas Isjet dengan mata berbinar.

Sebuah kejutan diungkapkan oleh Mas Pepih Nugraha. “Kompasiana akan meluncurkan Free Magazine yang dicetak sebanyak 5000 eksemplar dengan alokasi 2500 akan disebar ke seluruh daerah di Indonesia dan sisanya disebar di daerah Jabodetabek khususnya di Mal, Bandara dan Cafe,”ujar Mas Pepih seraya menunjukkan “dummy” Free Magazine Kompasiana yang diberi nama “FREEZ”.

“Ini sebuah kesempatan eksklusif bagi yang hadir di acara nangkring ini bisa melihat “dummy” Free Magazine Kompasiana yang akan diluncurkan dalam waktu dekat dimana konten tulisannya berasal dari Kompasiana”, tambahnya lagi.

Kesempatan berikutnya adalah sesi diskusi antar Kompasiana. Saya ikut mengusulkan untuk memberikan apresiasi bagi tulisan-tulisan terbaik di Kompasiana dengan menganugerahkan hadiah bagi tulisan pilihan di setiap kategori. Tidak hanya itu, saya juga ikut mengusulkan agar kedepan Kompasiana bisa menggagas buku “keroyokan” para penulis Kompasiana dengan mengusung tema tertentu.

Pak John Brata seorang pensiunan perwira tinggi Kepolisian yang juga seorang penerbang handal tampil membawakan testimoni. Beliau mengaku sangat tertarik bergabung dengan Kompasiana meski pada awalnya cukup sulit. “Saya ini gaptek, tapi untunglah berkat bimbingan seorang kawan, akhirnya saya bisa menjadi bagian dari keluarga besar Kompasiana”, ujarnya. Yang menarik adalah, Pak John membuat “oleh-oleh” khusus buat Kompasianers yang hadir berupa replika pesawat jet tempur yang dibuat dari bahan-bahan bekas kemasan air mineral. “Silakan diambil, sekalian jadi kenang-kenangan buat anda semua,” kata Pak John sambil tersenyum.

Pada kesempatan selanjutnya Pak Prayitno Ramelan, Bapak Publik Blogger Kompasiana ikut menyampaikan testimoni dan tanggapan. Mengawali uraiannya, Pak Pray mengutip pesan almarhum ayahandanya yang juga seorang wartawan terkenal pada jamannya. “Peliharalah ruh kita didalam tubuh dengan hal-hal baik dan itu akan terefleksi pada badan kita serta seluruh tindakan kita,” demikian kata penulis buku “Intelijen Bertawaf” itu menirukan pesan sang ayahanda. “Dengan tindakan berbagi, mulai dari berbagi pendapat, fikiran, ide dan pengalaman di Kompasiana adalah merupakan sebuah cara terbaik”merawat ruh” kita, oleh karena itu, saya menyatakan bahwa dengan aktif di Kompasiana, kita sudah berada di “jalur yang benar”, sebuah jalur dimana kita semua berada dalam satu “track” untuk saling mengisi dan berbagi dalam spirit kebersamaan”, kata Pak Pray menguraikan.

Setelah Pak Pray, tampil Pak Chappy Hakim mengemukakan testimoninya bergabung di Kompasiana. Mantan KSAU RI ini mengungkapkan bahwa era blogging Kompasiana merupakan sebuah revolusi dashyat di dunia penerbitan dan media. Menurut beliau, dulu saat pertama kali menulis untuk Harian Kompas, prosesnya sangat panjang. Mulai dari mengetik, mengedit dan menunggu konfirmasi apakah tulisan tersebut layak terbit. “Ini bisa mencapai waktu 2 minggu paling cepat, beda dengan sekarang. Tinggal klik, sudah langsung tayang. Sebuah fenomena yang luar biasa,” kata Pak Chappy yang sudah merangkum tulisan-tulisannya di Kompasiana dalam 2 buku yakni “Cat Rambut Orang Yahudi” dan “Awas Ketabrak Pesawat Terbang”. Pak Chappy juga mengemukakan bahwa Ngeblog itu sebagai upaya “melawan” lupa. Tulisan-tulisan yang terdokumentasi dengan baik secara online di Kompasiana akan menjadi sebuah “rekaman kenangan” serta referensi yang berharga dan bisa dibuka kapan saja.

Acara berakhir pukul 18.30 malam. Setelah saling bersalaman secara berkeliling dan berfoto bersama sebagian besar peserta Nangkring Kompasiana Jakarta melanjutkan untuk mengikuti bedah buku Pak Chappy Hakim “Awas Ketabrak Pesawat Terbang” yang dipandu oleh Mas Isjet di panggung utama Kompas Gramedia Fair. Sungguh sebuah acara yang mengesankan dan menyenangkan. Salut dan sukses buat Kompasiana !

AMPROKAN BLOGGER 2010 SEGERA TIBA !

amprokan-blogger-medium-copy1-300x2251Hanya dalam tinggal hitungan hari, ajang temu blogger nusantara dan seminar interaktif yang diselenggarakan oleh Komunitas Blogger Bekasi bertajuk Amprokan Blogger 2010 akan segera digelar. Seperti diutarakan pada Siaran Pers kegiatan ini, Kegiatan temu blogger yang diberi nama Amprokan Blogger (atau “Pertemuan” dalam bahasa Bekasi) ini, penyelenggaraannya juga dikaitkan dengan ulang tahun ke-13 Kotamadya Bekasi yang jatuh pada tanggal 10 Maret 2010 dilaksanakan dalam sebuah kegiatan terpadu selama dua hari yaitu tanggal 6-7 Maret 2010.

Menurut Ketua Panitia acara Amprokan Blogger 2010 , Aris Heru Utomo, “Amprokan Blogger, dari kata dasar amprok (yang artinya bertemu), merupakan pertemuan yang memang diselenggarakan untuk mengakrabkan hubungan antar sesama blogger Bekasi ataupun dengan blogger dari komunitas lain, mengenalkan keunikan dan potensi Bekasi serta mensosialisasikan aktivitas ngeblog ke masyarakat”.

Ditambahkan oleh Aris bahwa sebagai kota atau daerah yang berbatasan langsung dengan ibu kota Jakarta, pada hakekatnya Bekasi merupakan bentuk mini dari Jakarta dimana beragam suku di Indonesia berdiam, yang pada gilirannya memunculkan beragam persoalan perkotaan. Dengan terjalin dan terbinanya keakraban para blogger, yang tentunya berasal dari beragam suku di Indonesia, berbagai hal dapat didiskusikan dengan penuh persahabatan dengan mengenyampingkan perbedaan suku, agama dan ras.

Sehubungan dengan itu, dalam upaya mendorong proses pembangunan di Bekasi dan sejalan dengan semangat ulang tahun kota Bekasi ke-13, Amprokan Blogger 2010 mengambil tema “Dengan Amprokan Blogger Kita Gemakan Bekasi Yang Lebih Hijau, Cerdas, Sehat dan Ihsan”.Dengan tema ini diharapkan para blogger Bekasi dan para blogger dari berbagai komunitas lainnya di berbagai daerah di Indonesia akan lebih peduli akan lingkungan, berpikiran cerdas, memiliki jiwa dan raga yang sehat serta memiliki kemampuan daya saing (ihsan).

Implementasikan tema tersebut di atas, Panitia Amprokan Blogger menyelenggarakan berbagai kegiatan terpadu selama 2 (dua) hari pada tanggal 6 dan 7 Maret 2010 yaitu:

1. Sabtu, Tanggal 6 Maret 2010 (3 kegiatan):

a. Anjangsana (kunjungan) ke Monumen Tugu Bangsa, Tempat Pengelolaan Sampah Terpadu (TPST) Sumur Batu, Bantar Gebang, Usaha Kecil dan Menengah (UKM) pembuatan boneka dan Kawasan Jababeka. Kunjungan ke tempat-tempat ini merupakan perpaduan dari upaya pengenalan nilai-nilai kesejarahan (kunjungan ke Monumen Tugu Bangsa), pemanfaatan dan pengolahan limbah sampah menjadi sumber energi dan barang bernilai lainnya (kungjungan ke TPST Sumur Batu, Bantar Gebang), pembinaan dan pengembangan UKM (kunjungan ke UKM pembuatan boneka) serta pengenalan potensi wisata di Bekasi (kunjungan ke Jababeka).

b. Live Blogging Contest di Pendopo Walikota dimana para blogger yang hadir diharapkan menulis tentang Bekasi di blognya masing-masing, blog komunitas ataupun social blog. Peserta adalah blogger yang hadir dalam acara ini dan bebas menuliskan apapun tentang Bekasi, khususnya yang terkait dengan anjangsana. Untuk kegiatan ini, Telkom Speedy telah menyiapkan akses internet (free hotspot) sebesar 20MB di kawasan kantor walikota, 2MB di asrama haji dan 2MB di Aula Pusdiklat Mahkamah Konstitusi.

c. Sarasehan di kediaman Walikota Bekasi, dimana para blogger akan memperbincangkan isu aktual terkait pemanfaatan internet seperti kode etik blogger dan rancangan peraturan penggunaan internet oleh masyarakat.

2. Minggu, Tanggal 7 Maret 2010

Bertempat di Aula Pusdiklat Mahkamah Konstitusi di Jalan Kartini Rawa Panjang Bekasi, dilaksanakan acara puncak kegiatan Amprokan Blogger berupa Seminar Interaktif yang akan dibagi menjadi dua sesi:

a. Sesi pertama menghadirkan keynote speaker Menteri Komunikasi dan Informasi Tifatul Sembiring. Adapun bertindak sebagai pembicara adalah Romi Satrio Wahono (Pakar IT), Budi Putra (Country Editor Yahoo Indonesia),

b. Sesi kedua menghadirkan keynote speaker Walikota Bekasi H. Mochtar Mohammad. Adapun sebagai pembicara adalah Nukman Lutfhie (Praktisi IT) dan Bupati Sragen Untung Wiyono (Pemimpin daerah yang berhasil menerapkan e-government dengan baik).

Pada tanggal 7 Maret 2010 ini pula akan diumumkan pemenang lomba tulis dan foto blog yang diselenggarakan Komunitas Blogger Bekasi dengan total hadiah sebesar Rp. 45 juta yang berasal dari sumbangan pribadi Walikota Bekasi.. Pemenang masing-masing kategori akan memperoleh hadiah sebesar Rp. 10 juta + piagam (pemenang I), Rp. 7,5 juta + piagam (Pemenang II) dan Rp. 5 juta + piagam (pemenang III).

Pemberian hadiah akan dilakukan langsung oleh Walikota Bekasi saat upacara bendera memperingati hari ulang tahun kota Bekasi ke-13 tanggal 10 Maret 2010.

Selain itu pula Blogger Bekasi akan mengajak seluruh blogger yang hadir untuk mendukung kegiatan pengumpulan Sejuta Buku untuk Anak Indonesia (disingkat SeBUAI). Untuk itu diharapkan para blogger yang hadir dalam seminar dapat mempersiapkan diri untuk membawa buku-buku bekas namun masih layak baca untuk dikumpulkan oleh panitia SeBUAI dan selanjutnya diteruskan ke perpustakaan atau taman bacaan yang berada di lingkungan masyarakat kurang mampu.

Kegiatan Amprokan Blogger 2010 ini memperoleh dukungan penuh, baik tempat maupun pendanaan, dari Pemerintah Kota Bekasi, khususnya Walikota Bekasi H. Mochtar Mohammad, yang menyambut baik peran dan kontribusi blogger dalam mengidentifikasikan sejak dini aneka persoalan yang terjadi di Bekasi. Sehingga persoalan yang terjadi di masyarakat bisa segera ditangani pengambil keputusan atau pemerintah daerah.

Hadiah lomba dan doorprize seperti mulai dari Netbook, Handphone, Modem, sampai Webcam disediakan oleh Panitia dan sponsor acara Amprokan Blogger 2010 yang akan diumumkan di akhir acara.

Acara Amprokan Blogger ini juga terselenggara berkat kerjasama dengan Telkom Speedy sebagai sponsor utama acara ini. Sponsor lain yang juga terlibat adalah Blog Kompasiana/Kompas.com, Pengelola Kawasan Industri Jababeka, Dagdigdug.com, Restoran Samikuring, Pradana.com, Elsiscom, PU, dan XL.

Untuk informasi lebih lanjut tentang Amprokan Blogger bisa menghubungi:

http://amprokanblogger.com dan http://temublogger.com

atau

ARIS HERU UTOMO

Ketua Komunitas Blogger Bekasi dan Ketua Panitia

0878 8123 7435 / arishu@hotmail.com

atau

WIJAYA KUSUMAH

Penasehat Komunitas Blogger Bekasi dan Sie Humas

0815 915 5515 / wijayalabs@gmail.com

TENTANG CINTA PERTAMA, SEBUAH KENANGAN TAK TERLUPAKAN

Kau datang membawa
Sebuah cerita
Darimu itu pasti lagu ini tercipta
Darimu itu pasti lagu ini tercipta

Dari jendela kelas yang tak ada kacanya
Tembus pandang kekantin bertalu rindu
Datang mengetuk pintu hatiku

(Iwan Fals, “Jendela Kelas Satu”)

Semesta seakan berhenti bergerak.

Waktu mendadak tak berdetak.

Hening. Sunyi. Beku.

Suara lantang wali kelas kami mengumumkan kedatangan siswi baru pindahan dari sebuah kota yang jauh menyentakkan sekaligus membuat takjub kami semua. Gadis itu, siswi pendatang baru menatap malu-malu ke arah kami sembari menunduk tersipu. Potongan rambut mirip Lady Di dengan beberapa helai rambut jatuh dikeningnya membuat saya terpana dalam kekaguman.

Cantik sekali dia, saya membatin. Kemeja putih dan rok biru yang dikenakan gadis muda itu sungguh sangat kontras dengan pancaran keanggunan yang ia miliki. Dan pada matanya. Ada rembulan mengapung teduh disana.

Seketika desir-desir aneh mulai merambati hati. Sesuatu yang tak saya pahami selain sebuah keinginan besar untuk selalu dekat dengannya. Menikmati segala keindahannya. Lalu menjadi bagian dari segala kebahagiaan, juga kesedihannya. Perempuan itu telah berhasil merebut simpati dan perhatian saya pada kesempatan pertemuan pertama. Love at the first sight.

Ya, mengenang kembali Cinta Pertama bagi saya, adalah membayangkan kembali disuatu masa, dimana saya menjelma menjadi sesosok pria remaja kurus ceking berseragam putih dan celana pendek biru yang berdiri tegak kaku dengan lutut bergetar dipinggir pintu kelas,  menyaksikan dia, perempuan yang selalu jadi bunga mimpi dari malam ke malam (selanjutnya kita panggil saja “Diajeng”) , berlalu anggun sembari melepas senyum riang yang, membuat jantung saya berpacu kencang dengan desir aneh tak terkatakan.

“Suatu waktu, dia akan menemani saya tumbuh besar, dewasa, membangun keluarga bahagia, memiliki anak-anak dan menjadi tua bersama”, begitulah “tekad” sederhana yang terpatri dalam batin saya. Sebuah tekad yang mungkin “musykil” tapi bukan mustahil untuk diwujudkan.

Saya Menyampaikan Kata Perpisahan mewakili siswa-siswi SMP, 1986

Saya mengenang bagaimana ketika saya dengan malu-malu mencuri pandang kearah Diajeng yang duduk di bangku depan, mengagumi setiap helai rambutnya yang berpotongan ala Lady Di serta matanya yang berpendar lembut.

Saya bahkan tak pernah berani bertatapan langsung dengannya atau berbicara lebih lama, karena badan saya mendadak terasa jadi kaku tak bisa bergerak.

Setiap malam, tak pernah tak terlewatkan membayangkan sosok sang idaman hati menjelang tidur bahkan kerap berkunjung menghiasi mimpi-mimpi, menjelma bidadari berpakaian warna warni dan bersayap cemerlang.

Betapa dashyat “gempuran” hati dari cinta pertama ini.

Sayang sekali, saya tidak memiliki keberanian sedikitpun untuk melakukan pendekatan secara intens. Bukan apa-apa, saya merasa rendah diri setiap kali berhadapan dengannya. Secara status sosial ia memiliki “derajat” lebih tinggi ketimbang saya yang hanyalah seorang putra pegawai negeri biasa yang tinggal di Perumteks.

Setiap hari Diajeng diantar ke sekolah oleh mobil sang ayah sementara saya mengendarai sepeda atau kadang berjalan kaki ramai-ramai dengan teman-teman ke sekolah. Saya sungguh sungkan dan akhirnya menganggap saya bukanlah orang yang pantas mendampinginya . Saya mengalami inferioritas tahap akut dan parahnya itu justru saya alami pada perempuan yang sangat saya sukai (sesuatu yang kemudian saya sesali beberapa tahun ke depan).

Suatu Hari Diajeng datang menghampiri saya didekat kelas kami. Kaki saya mendadak gemetar dan lidah terasa kelu.

“Tolong, ajari saya matematika ya?”, katanya pelan sedikit tersipu.

Saya tak bisa berkata apa-apa. Hanya terpana (lebih tepatnya menganga).

Tak percaya rasanya mendapat anugerah sebesar ini. Saya seumpama tokoh Ikal di film Laskar Pelangi ketika pertama kali bertemu dengan A-Ling ketika membeli kapur tulis di Toko Sinar Harapan. Ada kupu-kupu beterbangan dan bunga-bunga indah bertebaran dihadapan saya dan dia. Indah sekali.

Sampai kemudian ia menyentakkan lamunan saya dengan tawa pelan, yang, amboi..sungguh mempesona. Bagai gempa bumi 9 scala richter berpotensi tsunami yang menggetarkan relung-relung hati paling dalam. Ini sebuah anugerah luar biasa yang sama sekali tak terduga dan sangat diharapkan.

Dan begitulah dengan segala keikhlasan dan kerelaan, saya pun menemani dan mengajari Diajeng belajar matematika di teras rumahnya yang megah setidaknya seminggu dua kali. Dengan gagah berani-bagai ksatria perkasa berbaju zirah menunggang kuda sembrani- saya mengendarai sepeda Jengki berwarna Oranye saya kerumahnya yang berjarak kurang lebih 1,5 km dari rumah saya itu.

Sepeda butut saya tersebut selalu dipacu kencang menuju kesana, tak sabar ingin segera bertemu. Kerapkali rantai sepeda lepas dipinggir jalan dan merepotkan saya untuk memasangnya kembali.

Saya sudah berdandan rapi memakai minyak rambut tancho hijau yang memiliki daya lengket luar biasa dan memberikan efek ala rambut Al Pacino dalam film “Godfather” itu serta menyemprotkan parfum murahan ayah saya dari rumah. Sebuah upaya sistematis romantis untuk (sedikit) meningkatkan derajat ketampanan.

Meski akhirnya penampilan itu jadi sia-sia belaka ketika semuanya luntur saat tiba disana oleh yang keringat mengucur deras karena letih mengayuh sepeda. Semua “penderitaan” itu terbayar tunai hanya dengan melihat senyum manisnya yang menyambut saya, bagai Naysila Mirdad menyongsong Dude Herlino-nya dalam sebuah episode sinetron masa kini 🙂

Saya ingat betul, dalam kondisi ngos-ngosan, Diajeng menyodorkan air putih dingin kepada saya. “Minum dulu, capek ya? Makanya jangan ngebut-ngebut naik sepedanya,” kata Diajeng sembari memamerkan senyumnya yang fenomenal itu. Terasa benar rasa letih saya mendadak menguap ke udara dan terganti dengan rasa bahagia menyeruak di dada. Dengan tangan yang masih ada sisa oli pelumas rantai sepeda, saya meraih gelas yang disodorkan Diajeng lantas mereguknya dengan lahap, melampiaskan dahaga. Ia menyaksikan aksi spontan saya itu sambil tersenyum dan menggeleng-gelengkan kepala.

Sebagai “bintang kelas” tak ada kesulitan buat saya mengajarkan soal-soal matematika kepada sang wanita pujaan hati. Meski memang konsentrasi saya kadang buyar karena saya kerap lebih menikmati pesona wajahnya ketimbang serius mengajari matematika.

Walau tak terkatakan, dari sorot matanya saya tahu, Diajeng juga menyukai saya selalu berada didekatnya, berbagi serta bercerita tentang banyak hal. Dan kami sama-sama menjaga perasaan itu tersembunyi didalam lubuk hati masing-masing, secara utuh dan elegan. Cinta memang tak mesti diungkapkan secara verbal.

Ketika Diajeng harus pergi mengikuti penugasan sang ayah ke kota lain, betapa hati saya jadi layu dan terluka karenanya. Saya tak sempat mengungkapkan perasaan terdalam bahkan ketika perpisahan itu tiba hanya berselang beberapa hari setelah acara perpisahan sekolah kami.

Di hari terakhir saya bertemu dengannya, kami berjabat tangan dan berjanji akan saling mengirim kabar. Ada kepedihan terlihat dimatanya. Ia terlihat rikuh saat menarik kembali tangannya yang sudah saya genggam lama.  Saya tersenyum malu. Ia tertawa pelan lalu mengangguk saat saya berkata lirih, “Jangan lupakan saya ya?”. Dengan langkah gontai saya meninggalkan teras pekarangan rumahnya tempat dimana saya dulu sering mengajarinya matematika. Ia masih berdiri disana saat saya menoleh kebelakang. Ia melambaikan tangan dan menangis. Ah, sepenggal hati saya tertinggal disana..

Dua hari setelah Diajeng pergi, saya jatuh sakit selama seminggu. Kedua orang tua saya sempat bingung, putra sulungnya tiba-tiba sakit tak jelas, mogok makan dan mogok sekolah. Susah rasanya membangun kembali hati yang porak-poranda gara-gara cinta pertama yang berakhir memilukan begini.

Kehilangan itu sungguh sangat membekas dihati. Bahkan ketika memasuki masa SMA saya memilih untuk lebih berkonsentrasi belajar dan mengurus OSIS SMA ketimbang menjalin hubungan cinta (baca kisah “kelanjutan” cerita ini di “Love at The First Voice”). Saya masih memendam harapan pada Diajeng yang ketika itu sering mengirim surat pada saya. Di tahun kedua setelah kepergiaannya, saya kehilangan jejak dan kami tak pernah lagi saling berkirim surat.

Kenangan cinta pertama memang tak terlupakan. Dan kehangatannya masih tetap terasa hingga kini. Saya menandai momen terindah dalam sepotong episode kehidupan saya ini sebagai sebuah monumen berharga. Entah disuatu ketika (bisa jadi setelah kami sudah sama-sama tua), saat kami akhirnya bertemu kembali, saya ingin mengajaknya mengenang masa-masa indah itu, sembari bersenandung lagu lawas Iwan Fals “Jendela Kelas Satu” yang kerap saya dendangkan dengan rindu membuncah saat mengayuh sepeda menuju rumahnya mengajari Matematika

Ah, Diajeng…semoga kebahagiaan selalu berada bersamamu..


Duduk dipojok bangku deretan belakang

Didalam kelas penuh dengan obrolan

Slalu mengacau laju hayalan

Dari jendela kelas yang tak ada kacanya

Dari sana pula aku mulai mengenal

Seraut wajah berisi lamunan

Bibir merekah dan merah selalu basah

Langkahmu tenang kala engkau berjalan

Tinggi semampai gadis idaman

Kau datang membawa

Sebuah cerita

Darimu itu pasti lagu ini tercipta

Darimu itu pasti lagu ini tercipta

Dari jendela kelas yang tak ada kacanya

Tembus pandang kekantin bertalu rindu

Datang mengetuk pintu hatiku

Sumber Foto Re-Post from Mim

ROMANTISME RENYAH DARI SEBUAH KE-“JADUL”-AN

Judul Buku : Gaul Jadul (Biar Memble Asal Kece)

Penulis : Q Baihaqi

Penerbit : Gagas Media

ISBN : 979-780-346-5

Jumlah halaman : viii + 280 halaman

Cetakan : Pertama, 2009

Ukuran : 13 x 19 cm

Kenangan masa kecil dan remaja saya bagai terwakili dalam buku ini. Ya, seluruh isi buku ini merangkum segala hal-hal menarik seputar nostalgia era 80-an, mulai dari serial TV (“Rumah Masa Depan”, “Little House on the Praire”, The A-Team, dll), Musik, Dunia anak-anak, film, buku dan majalah hingga slogan-slogan yang terkenal di era jadul dulu. Beberapa kali saya sempat tersenyum-senyum sendiri seraya mengenang masa remaja seusai membaca artikel dalam buku yang dibuat oleh Q.Baihaqi yang juga menggagas Blog 80-an di tahun 2005 dimana sebagian besar artikelnya diambil dari blog ini.

Saat membaca artikel tentang serial TV terkenal “The A Team” misalnya, saya mendadak terkenang bagaimana saya dulu secara narsis, genit dan atraktif meniru-niru gaya rambut Templeton”Face” Peck (diperankan oleh Dirk Benedict) yang tampan dan playboy itu. Di sore hari, menjelang serial TV ini ditayangkan, saya dan adik lelaki saya Budi sudah bersiap-siap menanti The A Team beraksi membasmi lawan dengan kocak, lucu dan tanpa pertumpahan darah dengan “kata pengantar”nya yang menggetarkan : “If you Have A Problem, And No One Else Can Help, And If You Can Find Them, Maybe You Can Hire….. The A Team !” , lalu mengalunlah “theme song”-nya yang legendaris itu (Bila anda mau dengar, silahkan download disini)

Di artikel lain yang menulis tentang buku “Lima Sekawan” karya Enid Blyton, saya terkenang dulu ketika meminjam buku-buku koleksi perempuan yang menjadi “incaran” saya sebagai pacar di masa SMP dulu. “Bayaran” atas peminjaman buku itu cukup mudah kompensasinya : “si dia” minta diajari Matematika. Sebuah bentuk kompensasi yang sangat elegan, adil dan menyenangkan, tentu saja. Tokoh-tokoh 5 sekawan termasuk ringkasan cerita beberapa serialnya juga ditampilkan dalam buku ini.

Gaya bahasa yang ringan, ngepop dan santai membuat buku ini sungguh nyaman dibaca. Beberapa ungkapan spontan tercetus dan kian menambah “greget” buku yang diterbitkan bulan Oktober 2009 itu.

Pembaca buku ini seakan-akan dibawa ke dalam nuansa romantik era 80-an. Deskripsi yang disajikan cukup detail dan dilengkapi data-data pendukung yang valid. Ulasan lengkap soal Film “Catatan si Boy” misalnya disajikan mulai dari Catatan si Boy pertama (1987) hingga Ketiga (1989) komplit dengan sejumlah hal-hal unik dan menarik seputar film yang mengangkat nama Onky Alexander dan memulai debut pertamanya berakting di film ini.

Ulasan soal jajanan anak-anak di era 80-an juga dibahas dengan sangat menarik. mulai dari Wafer Superman (hmm..tiba-tiba jadi kangen merasakan kembali nikmatnya wafer jadul kegemaran saya ini) sampai permen Chelsea. Ada juga pembahasan soal permainan anak-anak jadul termasuk fenomena Game Watch yang begitu populer dan sangat digemari waktu itu.

Lagu-lagu populer yang dinyanyikan oleh artis-artis JK Records seperti Obbie Messakh, Dian Piesesha, Heidy Diana, Helen Sparingga, Ratih Purwasih dan lain lain juga dibahas dibuku ini. Kisah-kisah unik yang mengiringi album-album musik JK Records juga dipaparkan. Misalnya fenomena “deklamasi” Obbie Messakh ditengah-tengah lagu , Rinto Harahap dengan “Uwo..uwo..uwooo”-nya dan Pance Pondaag dengan ciri khas suara yang melengking. Juga tentu saja iming-iming hadiah kuis bagi pembeli kaset album JK Records ketika itu berupa : Mini Compo!.

Meski tidak semua kenangan 80-an tersaji lengkap dalam buku ini, namun saya melihat “puncak-puncak” legenda kejayaan era jadul 80-an terdokumentasi dengan baik. Sang penulis dengan piawai menampilkan kenangan-kenangan yang tak terlupakan dibenak saya–salah satu lelaki jadul 80-an–pada masa indah itu, dengan renyah dan memikat. Masih banyak hal yang sesungguhnya bisa dieksplorasi mengenai kenangan 80-an. Mudah-mudahan akan ada edisi lanjutan untuk buku ini.

Jadi, biar jadul dan memble, yang penting gaul dan kece… ya gak, Cing ?

Sumber foto

PUISI : JIKA SUATU KETIKA KITA TAK BERSAMA LAGI

Jika Suatu Ketika Kita Tak Bersama Lagi
Aku ingin kau mengenang
segala kisah tentang kita
yang telah terpahat rapi di rangka langit
bersama segenap noktah-noktah peristiwa
juga canda dan pertengkaran-pertengkaran kecil
yang mewarnai seluruh perjalanan kita
Dalam Lengang, Tanpa Kata

Jika Suatu Ketika Kita Tak Bersama Lagi
Aku ingin kau tetap menyimpan
setiap denyut nadi yang berdetak
dan degup cepat debar jantung
saat mataku memaku matamu
disela derai gerimis menyapu beranda
kala kita pertama bertemu di temaram senja
Dalam Sepi, Tanpa Suara

Jika Suatu Ketika Kita Tak Bersama Lagi
Aku ingin kita meletakkan segala perih itu
disini, pada titik dimana kita akan berbalik
dan menyimpan senyum dibelakang punggung masing-masing
lalu membiarkan waktu menggelindingkannya
hingga batas cakrawala
bersama sesak rindu tertahan didada
Dalam Diam, Tanpa Airmata

Jika Suatu Ketika Kita Tak Bersama Lagi
Aku ingin cinta itu tetap tersimpan rapi
pada larik bianglala, pada hujan, pada deru kereta,
pada embun di rerumputan, pada pucuk pepohonan
sembari memetik mimpi yang telah kita sematkan disana
lalu mendekapnya perlahan
Dalam Sunyi, Tanpa Cahaya

Jika Suatu Ketika Kita Tak Bersama Lagi
Aku ingin kita akan tetap saling menyapa
lalu merajut angan kembali
seraya meniti ulang segala jejak yang sudah kita tinggalkan
lantas menyadari bahwa menjadi tua adalah niscaya
dan untuk itu kita tak perlu ambil peduli
karena kita tahu

Dalam Lengang, Tanpa Kata
Dalam Sepi, Tanpa Suara
Dalam Diam, Tanpa Airmata
Dalam Sunyi, Tanpa Cahaya

Ada Bahagia
Untuk Kita
Hanya Kita…

Cikarang, after midnight, 050210

Sumber Foto Repost from YahooMim

AMPROKAN BLOGGER 2010, AJANG TEMU BLOGGER DI BEKASI

amprokan-blogger-medium-copy1-300x2251Sebuah ajang pertemuan blogger akan digelar di Bekasi, tanggal 6-7 Maret 2010.

Acara yang diselenggarakan oleh Komunitas Blogger Bekasi atau Be-Blog dinamakan “Amprokan Blogger” (dalam bahasa Bekasi berarti “pertemuan”) dilaksanakan sebagai rangkaian Ulang Tahun Ke-13 Kota Bekasi yang jatuh pada tanggal 10 Maret 2010 nanti. Dalam dua hari akan dilaksanakan sejumlah kegiatan yang akan melibatkan tidak hanya blogger setempat namun juga perwakilan komunitas blogger seluruh Indonesia, simpatisan masyarakat umum dan juga pelaku usaha kecil menengah (UKM) di kawasan kota Bekasi yang akan dikoordinir oleh Komunitas TDA (Tangan Di Atas) Bekasi.

Menurut Ketua Panitia acara Amprokan Blogger 2010 , Aris Heru Utomo, “Amprokan, dari kata dasar amprok yang berarti pertemuan, merupakan kegiatan yang diselenggarakan untuk mengakrabkan hubungan antar sesama blogger Bekasi ataupun dengan blogger dari komunitas lain, mengenalkan keunikan dan potensi Bekasi serta mensosialisasikan kegiatan ngeblog ke masyarakat”.

Pak Aris yang juga adalah Ketua Komunitas Blogger Bekasi menambahkan, “Amprokan Blogger 2010 diselenggarakan sejalan dengan Hari Ulang Tahun ke-13 Kota Bekasi yang jatuh pada tanggal 10 Maret 2010 bertema “Dengan Amprokan Blogger Kita Gemakan Bekasi Yang Lebih Hijau, Cerdas, Sehat dan Ihsan”. Kegiatan dilakukan dalam 2 hari tersebut disajikan dalam bentuk anjangsana (kunjungan ke lokasi TPA Bantargebang, Gedung Juang Bekasi, Pesantren At Takwa dan wisata kuliner), sarasehan, lomba live blogging, penyerahan hadiah tulis dan foto blog, dan seminar/talkshow.  Kehadiran blogger tamu dari luar Bekasi memperlihatkan apresiasi yang baik dan eratnya jejaring (networking) Be-Blog.”

Dukungan penuh Pemerintah Kota Bekasi, khususnya melalui Bapak Walikota Bekasi  H.Muchtar Muhammad–yang kebetulan juga seorang blogger–memberikan kontribusi yang bermanfaat bagi kesuksesan acara ini. Salah satu contohnya adalah pada saat peluncuran Komunitas yang baru berusia 3 bulan ini pada tanggal 17 Oktober 2009, Pak Muchtar spontan menyiapkan dana hadiah bagi Lomba Penulisan Blog dan Foto bertema “Aku Cinta Bekasi” sejumlah total Rp 45 juta. Rencananya hadiah untuk seluruh Juara kedua lomba ini akan diserahkan secara resmi oleh Pak Muchtar dalam sebuah upacara di Balaikota Bekasi tepat pada saat Ulang Tahun Kota Bekasi tanggal 10 Maret 2010.

Untuk even Amprokan Blogger 2010 nanti, pihak Pemerintah Kota tidak hanya mendukung secara finansial namun juga non finansial dalam spirit sebuah kerjasama konstruktif yang saling menguntungkan. Tidak hanya itu, Telkom Bekasi, yang pada bulan Desember lalu telah menandatangani Piagam Kerjasama dengan Komunitas Blogger Bekasi juga akan menyiapkan sarana dan infrastruktur memadai untuk mendukung kegiatan ini

Eko Sutrisno HP Wakil Ketua Komunitas Blogger Bekasi yang akrab dipanggil Eko Eshape ini menyatakan pada ajang “Live Blogging Competition” Amprokan Blogger 2010 ada hal monumental yang akan dilaksanakan.”Kita akan berusaha untuk membuat rekor MURI berupa posting lebih dari 500 tulisan dalam 10 jam atau kurang dari 24 jam melalui ajang ini dengan tema spesifik mengenai Bekasi,” ujar Pak Eko antusias.

Selamat dan Sukses untuk Komunitas Blogger Bekasi yang akan melaksanakan acara Amprokan Blogger 2010 !

Keterangan lebih lanjut mengenai acara ini, silahkan mampir di situs resminya