MELANCONG KE HONGKONG (3): KERAMAHAN ORIENTAL YANG MENYENANGKAN

Keramahan para karyawan kawasan Hongkong Disneyland mulai dari petugas hotel, pemandu wisata kami  sampai penjaga toko souvenir sungguh sangat mengesankan.

Saat kami sarapan secara prasmanan di Enchanted Garden Hotel Disneyland pada hari kedua (Sabtu,19/3), dengan sigap para pelayan restorant yang bernuansa mewah tersebut melayani kami dengan ramah. Saat beberapa karakter khas Disney seperti Mickey Mouse, Daisy Bebek dan Goofy masuk ke area restoran, dengan santun mereka mempersilahkan kami berpose bersama dan menawarkan diri untuk memotret dengan kamera yang kami bawa. Tak ayal, ini menjadi kesempatan berharga buat kami untuk mengabadikan kejadian langka tersebut.

Pada hari kedua, kami mencoba untuk berjalan sendiri menjelajahi lebih dalam eksotisme Hongkong Disneyland tanpa ditemani pemandu wisata “Star Guest” dari City Hall. Saya sempat mengunjungi gedung “Art of Animation” di zona Main Street USA yang menjadi semacam museum Animasi Disney. Disini kita bisa menyaksikan beberapa ikon-ikon terkenal kartun Disney, bagaimana sejarah pembuatan hingga pencapaiannya yang paling mutakhir.

Saya begitu terkesan pada “Toy Story Zoetrope” yakni berupa patung-patung mini tokoh Toy Story diatas sebuah tatakan bulat yang berputar. Pada awalnya terlihat patung-patung ini terlihat statis, namun ketika putarannya makin cepat dibarengi kerlip lampu patung-patung ini bergerak sangat dinamis. Sungguh sebuah pagelaran seni animasi 3 Dimensi yang memukau. “Toy Story Zoetrope” ini terinspirasi dari karakter 3D “Bouncing Totoro” yang dipamerkan di museum Chibli, di Kota Mitaka Tokyo Jepang dan dirancang oleh Toshio Iwai. Gregory Barsamain bersama Tim Pixar kemudian mengembangkannya bersama Toshio untuk “Toy Story Zoetrope” di “Art of Animation” Hongkong Disneyland ini.

 

Pada hari ketiga atau hari terakhir (Minggu 20/3) kami di Hongkong Disneyland, setelah sarapan di Chef Mickey check-out dari hotel dan menitipkan tas di lobi, kami lalu menjajal petualangan naik MTR (kereta api cepat) menuju Mongkok yang konon merupakan salah satu daerah belanja barang-barang murah di Hongkong.

Cuaca cukup bersahabat hari itu. Setelah membeli tiket, kami berangkat dari stasiun MTR yang berada di kawasan Disneyland Resort menuju Sunny Bay. Saat melihat sekeliling stasiun, saya mendadak teringat desain stasiun di Disneyland Resort ini dirancang mirip-mirip stasiun kereta di film Harry Potter. Memiliki langit-langit tinggi dengan rangka berukir unik serta bangunan yang eksotik dengan nuansa fantasi yang kental.

Nampaknya memang kereta yang melayani rute Hongkong Disneyland ke Sunny Bay pulang-pergi ini memang khusus dibuat dengan rancangan ala Disney mulai dari interior dalam maupun luar. Jendelanya pun mengadopsi karakter siluet Mickey Mouse. Kesan bersih dan rapi terlihat dalam kereta ini, membuat kami semua betah berlama-lama. Sayang perjalanan ke stasiun Sunny Bay terlalu singkat.

Kami lalu pindah kereta menuju stasiun Lai King. Dalam perjalanan, secara tak sengaja saya mendengarkan seorang gadis berjilbab berbicara dalam logat jawa lewat telepon genggamnya. Saya lalu memberanikan diri untuk mengajaknya ngobrol. Namanya Tuti, asal Ponorogo. Hari itu ia berencana untuk kumpul-kumpul bersama teman seprofesinya di Victoria Park.

“Kami juga sering mengadakan pengajian bersama teman-teman. Kebetulan hari Minggu adalah hari libur yang bebas buat kami untuk melakukan perjalanan agak jauh,” kata Tuti tersipu. Ia lalu merekomendasikan kami untuk jalan-jalan ke Tsim Tsa Tsui yang kebetulan satu arah dengan Mongkok tujuan kami saat itu. “Disana lebih banyak pilihan untuk membeli souvenir dan juga makanan-makanan halal ala Pakistan atau India,” kata Tuti. Kami akhirnya setuju bahwa dari Mongkok kita akan melanjutkan perjalanan ke Tsim Tsa Tsui.

Setelah mengucapkan terimakasih pada Tuti, kami turun di stasiun Mongkok. Keluar stasiun ternyata kami berada di dalam mal Langham Place. Stasiun Mongkok terintegrasi dengan mal besar tersebut. Kami keluar sebentar untuk foto-foto. Sempat kami menemui beberapa pekerja wanita Indonesia yang tengah duduk-duduk di depan pelataran Langham Place.

Semula saya tidak menduga mereka dari Indonesia karena dandanannya ala Harajuku yang gaul abis. Rambut dicat warna-warni dengan busana masa kini yang trendy.

Saat terdengar bicara dengan logat jawa yang kental, saya segera tahu mereka dari Indonesia. Kami lalu bercakap-cakap akrab dengan mereka. Dan benar saja mereka menyarankan kami untuk ke Tsim Tsai Tsui saja kalau mau berbelanja.

Kami melanjutkan petualangan ke Tsim Tsa Tsui. Kami tiba disana sekitar pukul 11.30 siang. Perut sudah minta diisi. Udara sejuk di daerah tersebut membuat kami memang cepat lapar. Setelah melihat kesana kemari, akhirnya diputuskan secara aklamasi, kami makan siang di restorant Mc Donald. Tampaknya ini memang salah satu pilihan terbaik karena disekeliling kami tak terlihat penyedia makanan halal dan cukup sesuai dengan selera kami.

Seusai santap siang, kami jalan-jalan di kawasan tersebut. Syukurlah kami menemui sebuah toko kaki lima yang menjual souvenir murah. Akhirnya kami memutuskan untuk belanja disana. Harganya memang relatif murah dbandingkan di daerah Hongkong Disneyland. Waktu ternyata berlalu begitu cepat. Kami mesti harus kembali ke hotel dan langsung ke Airport untuk mengejar pesawat yang akan berangkat jam 19.00. Rencana untuk ke Kowloon terpaksa dibatalkan. Pokoknya yang penting apa yang kami cari : oleh-oleh murah meriah dan menikmati eksotisme sepenggal kota Hongkong bisa kami rasakan. Walau hanya sebentar.

Ketika saat boarding naik pesawat  yang akan membawa kami pulang ke tanah air, sebuah kesan manis terbersit di hati. Ada harapan untuk bisa kembali lagi ke kota ini. Dan lamat-lamat, saya seperti mendengar nyanyian John Denver “Leaving On The Jet Plane” mengalun pelan,:

I’m Leaving on the Jet Plane

I don’t know when I’ll be back again

Oh..Babe, I hate to go…

Byee Hongkong..

Thanks for Everything!

Keterangan:

Foto-foto dari kamera saya, Priyadi, dan Benny Chandra

MELANCONG KE HONGKONG (2) : MENGHALAU GALAU, MENUAI SENYUM

Here you Leave Today

And Enter the World of Yesterday, Tomorrow and Fantasy

Demikian tulisan yang tertera pada gerbang masuk Hongkong Disneyland. Dan ungkapan yang disampaikan pada tulisan itu menemukan pembenaran ketika kita memasuki wahana-wahana di kawasan yang mulai buka pukul 10.00 pagi ini.  Imaji kita seakan diantar pada lanskap romansa masa lalu, kegemilangan masa depan, dan keceriaan tak bertepi sepanjang kita berada di Hongkong Disneyland.

Masa kini, sejenak ditinggalkan dibelakang 🙂

Saya sangat terkesan ketika menikmati pertunjukan film 4D The Mickey’s Philharmagic seusai kami menonton parade di hari pertama, Jum’at (18/3). Pengunjung yang ingin menikmati sajian film 4D ini rupanya cukup banyak, antriannya sangat panjang. Setelah menerima kacamata khusus 4D kamipun masuk ruangan.

Bioskop 4D ini cukup luas dan kira-kira bisa menampung 500-an orang sekaligus. Kami duduk dengan sudut pandang terbaik.

Pertunjukan dimulai. Saya mulai merasakan sensasi luar biasa menikmati sajian aksi Donald Bebek dan Mickey Mouse mempersiapkan peralatan orkestranya. Hiruk pikuk hingga melibatkan berbagai tokoh-tokoh fenomenal film Disney seperti Aladin dan putri Jasmin, Lion King, dan lain-lain.

Begitu hidup pertunjukan ini, seakan-akan kami masuk ke dalam keruwetan Donald Bebek yang menggelikan dan usil. Saya sempat terkejut ketika adegan Donald tercebur ke air, ternyata ada air pula mendadak menyemprot ke arah saya. Seluruh bioskop terasa heboh oleh tawa penonton menyaksikan aksi kocak yang tersaji seakan begitu dekat dengan kenyataan.

Pementasan opera ala Broadway “The Golden Mickey” juga tak kalah mengesankan. Hampir seluruh karakter film Disney hadir dalam pementasan spektakuler ini.  Walau sang pembawa acara mengantarkannya dalam bahasa cina, translasi dalam bahasa Inggris juga disertakan pada layar sebelah kiri dan kanan.

Saya sungguh menikmati tarian serta atraksi memukau dari berbagai karakter terkenal seperti Tarzan, Lion King,Lilo & Stitch, Toy Story, The Beauty and The Beast yang berpadu dalam simponi gerak dan lagu sangat harmonis. Para pemeran tokoh-tokoh tadi begitu menjiwai dan sepenuh hati memainkan peran masing-masing. Acara berakhir sangat mengesankan dengan ditandai pita-pita kertas berwarna-warni metalik jatuh dari langit teater.

Sebuah petualangan menegangkan dan hingga kini masih terbayang-bayang dibenak saya adalah ketika naik wahana “Space Mountain” di zona Tomorrow Land. Dari luar saya tak menduga sama sekali ini adalah Roller Coaster Indoor dengan lanskap ala luar angkasa. Saat duduk di kursi bersama “penumpang” yang lain kami pelan-pelan dibawa pada nuansa gelap seperti menuju antariksa.Ketika “kendaraan” kami naik ke puncak saya baru yakin ini adalah sebuah roller coaster saat kecepatan bertambah secara signifikan.

Kami meluncur kencang dan meliuk-liuk bersama gelap suasana serta kerlip bintang disekeliling kami.

Saya berteriak sekeras-kerasnya hingga suara terasa serak untuk mencairkan ketegangan yang menghimpit batin. Badan saya seperti terbanting-banting mengikuti irama liukan roller coaster, tapi saya menikmatinya dibarengi teriakan membahana.

Ketika akhirnya kami sampai dan turun dari “kendaraan”, rasa puas dan lega terpancar. Saat kami keluar, saya sempat tersentak kaget karena ternyata ekspresi kami ketika menaiki roller coaster Space Mountain dipotret tanpa kami sadari. Saya tertawa menyaksikan raut wajah saya yang pucat menegangkan sembari berteriak dalam foto itu.

Saya pun berkesempatan masuk ke wahana Buzz Lightyear Astro Blaster, sebuah tempat yang menyajikan petualangan ruang angkasa laksana karakter terkenal dari film “Toy Story” Buzz Lightyear. Saya dan Mas Setyo duduk di sebuah kendaraan yang dapat berputar hingga 360 derajat melalui tombol khusus serta dilengkapi dengan “senjata laser” untuk membidik sasaran sepanjang wahana Astro Blaster.

Sangat seru karena kita mesti tepat menembak titik merah yang disediakan agar “musuh” kita itu jatuh atau rubuh. Terkadang agak susah karena sasarannya juga bergerak pelan sementara kendaraan yang ditumpangi terus maju kedepan. Diselingi suasana luar angkasa yang mengagumkan, permainan Buzz Lightyear ini sangat menghibur.

Seusai bermain di wahana tersebut saya berkesempatan untuk berfoto bersama sang jagoan “Buzz Light Year” dengan gaya yang heboh dan fenomenal.

Hidangan makanan yang disajikan oleh cafe di dalam kawasan Hongkong Disneyland sangat nikmat dan lezat. Pada hari pertama (Jum’at, 18/3)  kami makan malam di Plaza Inn Restourant Zona Fantasy yang bernuansa etnik China dan di hari kedua (Sabtu, 19/3) kami menikmati “romantic dinner” di Corner Cafe Zona Mainstreet USA.

Saat santap malam di Plaza Inn kami merasakan sensasi masakan oriental yang diletakkan diatas meja bulat berputar, mulai dari Sup Kepiting hingga steak abalon. Serta tentu saja Nasi Goreng ala Oriental.

Sementara di Corner Cafe nuansa menu ala Western begitu kental memanjakan lidah kami. Di tengah cuaca dingin yang memeluk tubuh, pilihan makanan hangat dan pedas menjadi alternatif terbaik untuk mengisi perut yang kelaparan. Dan, di kedua Cafe ini kami menemukannya

Keterangan :

Foto-foto koleksi Priyadi dan  saya

 

 

MELANCONG KE HONGKONG (1) : PESONA FANTASI MERAYAKAN 5 TAHUN HONGKONG DISNEYLAND

Pesawat yang kami tumpangi mendarat mulus di Hongkong International Airport, Jum’at pagi (18/3). Dengan penuh semangat, saya bersama kawan-kawan blogger IDBlognetwork : Priyadi Iman Nurcahyo, Nuruddin Jauhari, Setyo Budianto, Isnuansa Maharani, Benny Chandra, Mubarika Darmayanti dan Radityo Djojo Adhiningrat  berkemas-kemas untuk segera menikmati keindahan dan keajaiban di Disneyland Hongkong yang menjadi tujuan perjalanan kami kali ini.

Setelah melalui proses verifikasi imigrasi yang cepat dan efisien, kami lalu menuju counter pembelian tiket kereta cepat MTR menuju Disneyland Resort. Sayang sekali, kami mendapatkan informasi bahwa Kereta baru mulai beroperasi pukul 07.00 , sementara saat itu masih pukul 05.45 pagi. Atas kesepakatan bersama kami lalu memutuskan untuk naik taksi menuju Hollywood Hotel di kawasan Disneyland tempat kami akan menginap.

Hawa dingin langsung menyergap tubuh kami saat keluar dari area bandara. Konon cuaca di Hongkong pada saat-saat seperti ini berkisar  15-17 C. Untunglah saya sudah menggunakan sweater dan jaket untuk menghalau udara dingin. Rombongan kami lalu dibagi 2 masing-masing 4 orang untuk satu taksi. Saya sendiri bergabung bersama mbak Rika, mas Radityo dan Isnuansa.

Ternyata perjalanan dari Hongkong International Airport ke Hollywood Hotel tidak terlalu jauh. Hanya sekitar 15 menit kami sudah sampai di lobi dan disambut dengan ramah oleh petugas Hotel. Suasana interior Hollywood Hotel sungguh memukau dengan warna-warni cerah yang menyiratkan gairah optimisme dan keceriaan. Setelah check-in, kami langsung menuju kamar masing-masing. Saya dan Mas Radityo menempati kamar 1629.

Seusai beristirahat sejenak sesudah menempuh perjalanan hampir 5 jam dari Jakarta, kami pun bersiap-siap makan siang di Restorant Crystal Lotus Hongkong Disneyland Hotel yang letaknya tak jauh dari Disney’s Hollywood Hotel. Menu makanan sungguh eksotis dan menggugah selera. Disajikan secara unik dan mewah dalam tujuh kali tahapan menu dengan beragam karakter Disney.

Sebelumnya kami sempat mengambil foto-foto pemandangan yang eksotik dibelakang hotel. Terpampang tulisan besar “Hollywood Hotel” disebuah bukit buatan dengan latar belakang laut Hongkong. Saya sempat mengabadikan potret saya disana sekedar merasakan sensasi sesaat jadi Bintang Hollywood 🙂

Terletak di pesisir pantai dengan latar belakang pegunungan di Penny’s Bay kawasan Hongkong Disneyland yang berada di Pulau Lantau ini benar-benar menawarkan pemandangan alam yang eksotik dan indah. Tiket masuknya HK$ 350 per orang (dewasa) dan HK$ 250 (anak-anak usia 3-11 tahun) untuk dapat menikmati seluruh wahana di Taman Disneyland ini selama sehari penuh. Tidak hanya itu kita pun bisa  menjadi “Star Guest” yang akan mendapatkan fasilitas istimewa dengan “magical surprise” yang meyenangkan di Hongkong Disneyland .

Layanan ini dinamakan “Star Tour” dan anda bisa mendapatkannya dengan pembelian diawal (informasinya bisa baca disini.): Sejak tanggal 22 Mei lalu, layanan “Star Tour” ini sudah dikembalikan ke layanan Disney’s Premium Tour/Disney’s Supreme Tour dengan keterangan lengkap bisa dibaca dilink ini.Tiket masuk bisa anda beli pula secara online melalui www.hongkongdisneyland.com

Karakter Mickey Mouse sedang berselancar diatas patung Ikan Paus Raksasa yang menyemburkan air dari kepalanya menyambut kedatangan kami sebelum memasuki area Taman Disneyland Hongkong. Pemeriksaan sangat ketat dilakukan oleh petugas keamanan sebelum kami masuk di tempat yang menyajikan atraksi karakter khas karya Walt Disney serta tokoh-tokoh film fenomenal yang telah diproduksi oleh perusahaan film Disney ini.

Terdapat 4 zona menarik yang dibangun secara unik di Hongkong Disneyland yaitu “AdventureLand“, “Main Street USA”, “FantasyLand” dan “TomorrowLand”. Zona paling depan yang menyambut kami adalah “Main Street USA” yang menyajikan jejeran toko-toko souvenir,perhiasan dan barang kerajinan khas ala karakter Disney “Animation Academy”, “Art of Animation Gallery”.

Kami menyusuri jalan yang ditata dengan rapi dan indah tersebut menuju ketiga zona berikutnya. Kami sempat menikmati hidangan makan malam dengan cita rasa menarik di Corner Cafe pada bagian sudut “Main Street USA”.

Di zona FantasyLand kami menyaksikan Sleeping Beauty Castle yang menjadi ikon Taman Disneyland Hongkong ini, Begitu indah dan menampilkan pesona menawan layaknya istana di negeri dongeng. Di zona ini kita bisa menyaksikan beberapa atraksi dan permainan seperti Teater The Golden Mickey, “The Many Adventure of Winnie The Pooh”, bioskop 4D  Philharmagic, “It’s A Small World” dan lain-lain.

Pada zona AdventureLand yang bertema hutan, kita bisa menyaksikan “Rumah Tarzan”, Jungle River Cruise, Festival of The Lion King, dan lain-lain. Bila sedang lapar dan letih anda bisa istirahat sejenak di “River View Cafe” dengan pemandangan eksotik suasana teduh dengan aliran sungai buatan yang mengalir di pinggirnya.

Memasuki “TomorrowLand” anda akan diberikan pengalaman berbeda tentang konsep teknologi masa depan yang gemilang. Di tempat ini anda bisa  menikmati Indoor Roller Coaster “Space Mountain” yang memacu adrenalin, “Stitch Encounter”, “Orbitron”, UFO Zone, mobil mainan berkecepatan tinggi Autopia, dan Buzz Lightyear Astro Blaster.

Saya sangat terkesan pada atraksi parade atau pawai iring-iringan karakter khas Disney mulai dari Donald Bebek, Mickey Mouse, Goofy, Cinderella, Sleeping Beauty, Tarzan, The Beauty and The Beast, Lilo and Stitch hingga karakter Toy Story.

Dengan pakaian berwarna-warni dan kendaraan yang dihias secara menyolok, iring-iringan pawai “Flight of Fantasy” (yang merupakan bagian dari perayaan 5 tahun Hongkong Disneyland) dengan beragam aksi serta tarian ini bisa kita nikmati setiap hari mulai pukul 15.00 sore. Kami sangat beruntung dapat menyaksikan parade ini di barisan terdepan sehingga bisa mengambil momen-momen terbaik melalui kamera.

Saat malam tiba, jangan lewatkan untuk menikmati sajian pertunjukan kembang api yang spektakuler di Sleeping Beauty Castle. Pertunjukan ini biasanya dimulai pukul 19.00 malam selama kurang lebih 15 menit. Dengan takjub saya menyaksikan atraksi kembang api yang bergemuruh dashyat, berpendar terang mewarnai langit dengan latar belakang istana putri tidur dalam kerlap-kerlip lampu menawan.

Sungguh sebuah paduan yang harmonis dan memukau. Tempat terbaik menyaksikan pertunjukan ini adalah dari arah Main Street USA yang menawarkan beragam sudut pandang bagus saat mengabadikan “fireworks” ini.

Kunjungan kami ke Hongkong Disneyland kali ini memang bukanlah sebuah waktu berkunjung yang terlalu tepat karena temperatur udara relatif dingin (berkisar 15-17 C) serta musim hujan. Atraksi kembang api sempat tertunda sejenak pada Jum’at malam (18/3) karena hujan deras, angin serta udara dingin membekukan tubuh. Dari hasil perbincangan saya dengan salah satu petugas Hongkong Disneyland, waktu berkunjung paling baik adalah antara bulan Mei-September.

Di musim panas (Juni-September) suhu bisa membuat tubuh sangat gerah sementara pada bulan Desember hingga Februari temperatur disana bisa sangat dingin sehingga agak kurang nyaman menikmati wahana yang ada Hongkong Disneyland.

Keterangan:

Foto-foto diambil dari jepretan kamera saya, Priyadi dan Setyo Budianto. Tampilan Video merupakan hasil karya Setyo Budianto yang diupload ke Youtube.

“BEHIND THE SCENE” HONGKONG DISNEYLAND BLOGGER TOUR (Bagian Ketiga)

 

Pada hari ketiga yang merupakan hari terakhir kami berada di Hongkong, sebuah julukan baru disematkan pada Jauhari saat kami semua tengah makan pagi bersama di Chef Mickey Cafe Hotel Hollywood Hongkong Disneyland.

Blogger yang bermukim di Gunung Kidul Yogyakarta itu mendapat julukan baru sebagai “Mickey” Jauhari karena mengenakan kaos merah bergambar Mickey Mouse di dadanya. Secara berseloroh Benny menyatakan sepulang di Gunung Kidul nanti, blogger yang ahli mendesain theme blog ini (termasuk desain blog saya sekarang) akan membuka biro perjalanan sendiri ke Hongkong berkat pengalamannya menjelajah Hongkong Disneyland dan statusnya sebagai sang maskot “Mickey Mouse”. “Nanti akan diterapkan ONH juga,” kata Benny,”tapi singkatannya bukan Ongkos Naik Haji namun “Ongkos Nang Hongkong”. Ucapan Benny tadi segera disambut gelak tawa kami semua.

Hari itu kami semua memutuskan untuk menjelajahi kota Hongkong setelah puas selama 2 hari menikmati berbagai wahana menarik di Taman Disney. Dengan shuttle bis, kami menuju ke stasiun kereta MTR yang terletak di Disneyland Resort. Setelah membeli tiket kami lalu naik MTR khusus ke arah Sunnybay. Melihat interior kereta ala Disney yang indah itu membuat kami semua segera bernarsis ria berfoto.

Saat berada dalam kereta transit yang membawa kami ke Mong Kok, Mas Setyo secara spontan melontarkan pertanyaan dalam bahasa Jawa ke seorang gadis yang kebetulan berada didekatnya. Ia nampaknya menduga, dari segi penampilan, gadis itu adalah TKW Indonesia di Hongkong. Namun dugaannya salah. Gadis itu terlihat bingung. Ia lalu menanyakan sesuatu kepada teman yang ada didekatnya, dalam bahasa (sepertinya) Tagalog. Olala..ternyata dia adalah TKW asal Filipina. Mas Setyo yang kecele garuk-garuk kepala dan kami semua yang ada didekatnya tertawa terpingkal-pingkal.

Ternyata kali ini pihak kami yang salah duga, setelah sebelumnya (diceritakan di bagian pertama) karyawan hotel Disney yang mengira Benny Chandra bisa berbahasa Cina. Untunglah pada kereta transit berikutnya kami bertemu seorang TKW (tenaga kerja wanita) Indonesia beneran.

Saat itu, sang TKW kebetulan bercakap dengan temannya melalui telepon genggam dalam bahasa Jawa . Saya lalu menyapanya dan kamipun berkenalan. “Nah, ini baru yang beneran mas Setyo, bukan yang tadi. Coba deh ajak ngomong Jawa, pasti lancar,” kata Jauhari sambil tersenyum.

Dan begitulah berkat sarannya kami bisa mendapatkan informasi berharga mencari tempat-tempat belanja murah di Hongkong.

Turun di kota Mongkok, kami jalan-jalan dan sempat menemui beberapa TKW lainnya yang sedang liburan dan duduk-duduk di depan mall Langham Place.

Dengan dandanan ala Harajuku yang seronok serta rambut dicat warna-warni, saya sendiri sempat mengira mereka bukan tenaga kerja dari tanah air. Percakapan mereka dalam bahasa Indonesia segera menarik minat kami dan dengan ramah melayani berbagai pertanyaan-pertanyaan kami seputar tempat belanja murah-meriah di kawasan tersebut. Mereka menyarankan naik kereta lagi ke Tsim Tsam Shui karena disana lebih banyak pilihan berbelanja.

Saat akan naik kereta ke Tsim Tsam Shui, tiba-tiba Isnuansa disapa oleh seorang TKW asal Indonesia dan menanyakan sesuatu dalam bahasa Jawa. Olala..rupanya Isnuansa disangka temannya satu profesi sebagai TKW di Hongkong, Tentu saja ia kebingungan. Setelah menjelaskan bahwa ia bukan pekerja Indonesia dan hanya melakukan kunjungan singkat di Hongkong, barulah sang TKW yang menyapanya mohon maaf. Ternyata kasus salah duga, tak hanya terkena pada Benny dan Setyo, tapi juga pada Isnuansa.

Nah, demikianlah kisah-kisah unik dan lucu kami, rombongan Blogger Indonesia IDBlognetwork yang melakukan perjalanan mengesankan ke Hongkong Disneyland. Apa yang kami alami menjadi kenangan indah dan tak terlupakan seumur hidup. Tahun 2011 ini menurut rencana, sesudah kami masih ada 3 kloter blogger IDBlognetwork lagi yang akan berangkat ke Hongkong Disneyland. Saya akan siap menunggu kisah-kisah menarik pengalaman mereka disana. Terimakasih kepada IDBlognetwork yang sudah memungkinkan saya dan kawan-kawan berkunjung ke Hongkong, sebuah hal yang terus terang tak pernah terfikirkan oleh saya sepanjang menekuni hobi ngeblog saya sejak tahun 2003.

Selesai

Foto-foto dari Galeria Priyadi

 

 

“BEHIND THE SCENE”HONGKONG DISNEYLAND BLOGGER TOUR (Bagian Kedua)

Penataan eksterior Taman Disney Hongkong sungguh sangat memukau. Tentu termasuk pula beberapa patung-patung bernuansa karakter Disney yang berada pada sisi-sisi 4 Zona berbeda ditempat tersebut.

Ternyata, patung-patung itu menarik minat blogger-blogger lugu (lucu dan guanteng 🙂 ) asal Indonesia untuk ikut berpose mengabadikan gaya mengikuti model sang patung. Maka lihatlah, bagaimana jenakanya gaya Benny Chandra memperagakan gaya Donald bebek melamun atau pose Jauhari menirukan Mickey Mouse menari. Keduanya segera meledakkan tawa kami yang melihatnya.

Di hari pertama saat kami kembali jalan-jalan di Taman Disneyland, ternyata ada lagi kejadian menggelikan. Priyadi yang satu kamar dengan Setyo Budianto kebingungan: Dia lupa tidur di kamar berapa. Saat itu kebetulan rekan kamarnya terpisah beda bis shuttle yang mengantar kami kembali ke hotel. Kartu akses kamar yang masing-masing dimiliki penghuni kamar tersebut, dicobakan masing-masing ke kamar yang “dicurigai” Priyadi sebagai kamarnya. Setelah kamar ketiga barulah pas dan ia bisa masuk akhirnya. Saya tak bisa membayangkan bila ternyata kartu akses masuk kamarnya bisa dipakai oleh kamar-kamar lainnya, maka tambah bingunglah Priyadi.

Tidak hanya penataan eksterior yang memukau di Hongkong Disneyland namun juga makanan eksotis yang berbentuk indah menjadi salah satu daya tarik kami selama disana. Saat makan siang di Crystal Lotus Restoran misalnya, hidangan yang disajikan tidak hanya menggugah selera, namun rasa tak tega untuk memakannya. Dimsum berbentuk ikan atau “bakpao” berbentuk kepala beruang lucu misalnya. “Oh, gak tega rasanya memakannya,bentuknya lucuuu! ” kata mbak Rika dengan tatap takjub.

Sebagai blogger, tentu saja kami semua tidak akan melewatkan untuk mengabadikan dengan kamera yang kami bawa obyek-obyek memikat hati. Priyadi membawa “peralatan tempur” paling lengkap diantara kami semua. Kamera DSLR, aneka lensa canggih dan Tripod tak pernah terlupa dibawa dalam ranselnya. Tak ayal kamipun menjadi foto model dadakan. Hasil jepretannya bisa anda lihat di koleksi fotonya disini. (sebagian besar fotonya juga saya sajikan pada posting ini)

Mungkin karena keasyikan memotret obyek menarik, kadang-kadang banyak anggota rombongan kami yang terpisah dari rombongan. Kami memang lupa membeli nomor telepon lokal untuk menghubungi satu sama lain. Tapi ternyata itu bukanlah hal yang patut dirisaukan.

Fasilitas Microblogging Twitter menjadi “penolong” kami untuk mengingatkan teman-teman yang “ketinggalan” atau terpisah dari rombongan. Tinggal di “mention” saja dan voila! yang dicari pun muncul di tempat yang sudah ditentukan. Praktis dan murah.

(bersambung)

 

 

 

‘BEHIND THE SCENE” HONGKONG DISNEYLAND BLOGGER TOUR (Bagian Pertama)

Sudah lewat 2 pekan berlalu sejak kepulangan saya dari Hongkong Disneyland yang di-inisiasi oleh IDBlognetwork. Ada berjuta kenangan yang tak terlupakan seumur hidup selama perjalanan kami, 6 orang blogger Indonesia kesana. Saya, Priyadi Iman Nurcahyo, Benny Chandra, Setyo Budianto, Nuruddin Jauhari dan Isnuansa Maharani plus Mubarika Darmayanti serta Radityo Djojo Adhiningrat dari IDBlognetwork tidak hanya mengalami pengalaman-pengalaman baru berkunjung untuk pertama kalinya ke Taman kedua Disney di Asia itu tetapi juga pengalaman perdana berkunjung ke kota Hongkong.

Perjalanan kami dimulai ketika saya mulai membuka topik diskusi di ruang terbatas di facebook. Setelah saling tukar menukar nomor handphone, email dan PIN Blackberry, kami semua lalu ngobrol soal apa saja yang perlu disiapkan sebelum berangkat kesana. Dipisahkan oleh 3 kota berbeda dimana saya, Priyadi, Isnuansa, Mubarika dan Radityo di Jakarta, Jauhari di Yogyakarta, Benny Chandra dan Setyo Budianto di Surabaya, obrolan kami berlangsung lancar dan interaktif. Persiapan pakaian dingin karena konon suhu di Hongkong sekitar 14-16 C (kira-kira nyaris sama dengan waktu pagi di Bandung) menjadi wacana paling hangat dibicarakan.

Insiden soal pasport yang nyaris kadaluarsa oleh saya dan Priyadi saat akan berangkat sempat membuat kami deg-degan. Aturan bahwa usia “expired” paspor tak boleh kurang dari 6 bulan sebelum bepergian keluar negeri telah membuat saya dan Priyadi kena “interogasi” khusus dari petugas imigrasi karena paspor kami tidak sesuai dengan aturan tersebut. Kami lalu diminta berjanji jika terjadi sesuatu–misalnya kena deportasi dari Hongkong–pihak imigrasi Indonesia tak akan bertanggung jawab atas apa yang terjadi. Dengan mantap kami berdua menyatakan siap (meski tentu saja jantung saya ikut berdebar kencang karenanya 🙂 ).

Beres urusan imigrasi kami melangkah masuk ke ruang boarding. Singkat cerita, sampailah kami di Hongkong Internasional Airport (HKIA), Jum’at pagi (18 Maret 2011). Jantung saya kembali berdebar kencang. Apalagi kalau bukan soal deportasi kembali ke Indonesia gara-gara paspor nyaris kadaluarsa. “Tenang aja mas, kalau udah sampai disini gak bakal disuruh pulang kok hanya gara-gara paspor mau expired. Mari kita berdoa,” kata mas Setyo yang sudah sering bepergian keluar negeri termasuk transit di HKIA saat ia akan ke Shenzen tahun lalu. Saya memberikan diri maju ke barisan terdepan. Dan Alhamdulillah, semuanya berjalan lancar. Pihak Imigrasi Hongkong dengan ramah mempersilahkan saya lewat setelah mencap paspor saya. Dati jauh saya melihat mas Setyo mengacungkan jempol. Saya dan Priyadi lolos dari ancaman deportasi :). Oh..legaa rasanya.

Setelah check in dan beristirahat sejenak, pukul 10.30 siang kami kumpul lagi di lobi hotel. Kami dapat cerita menggelikan karena saat seorang karyawan hotel bermaksud merapikan kamar Benny Chandra dan Jauhari yang tidur sekamar, mengajak bahasa cina kepada Benny yang kebetulan berkulit putih dan bermata sipit. Terang aja Benny Chandra yang asli Gorontalo dan berdomisili di Surabaya ini kebingungan lalu menjawabnya dengan “bahasa tarzan” alias menggerakkan-gerakkan tangan dengan ekspresi muka lucu.

Di hari pertama kami langsung menikmati wahana-wahana menarik di Hongkong Disneyland. Pengalaman paling mengesankan adalah ketika naik Space Mountain. Secara jujur saya katakan, sejak pertama kali naik Roller Coaster di Dunia Fantasy 10 tahun lalu, saya sudah bertekad tidak akan, dan tidak akan pernah lagi sekalipun naik roller coaster. Walau punya badan kekar menggelegar seperti ini, saya sangat trauma naik Roller Coaster. Takut sekali pokoknya. Jadi maaf saja, meski Jennifor Lopez sekalipun mau merayu saya naik roller coaster bersamanya, akan saya tolak mentah-mentah.

Saya sama sekali tak menduga wahana Space Mountain itu adalah Indoor Roller Coaster. Sempat berfikir ini hanyalah sejenis sama dengan pengalaman naik wahana di “The Adventure of Winnie The Pooh” yang baru saja kami naiki. Melewati jejeran boneka-boneka lucu dan dinding-dinding berwarna-warni kartun khas Winnie diatas perahu kecil berkecepatan rendah.

Saya tidak curiga sama sekali ketika naik Space Mountain saat”kendaraan”yang saya, Benny Chandra, Isnuansa dan Jauhari tumpangi berjalan pelan. Memasuki ruang gelap dengan bintang gemintang indah bertaburan, saya masih santai. Kalau yang kayak gini sih No Problemo, begitu saya membatin.

Tapi ketika kendaraan itu mulai menanjak, naik, dan naiiik terus, saya mulai curiga. Saya telah berada disebuah Indoor Roller Coaster. Kendaraan kami mulai menukik turun dengan kecepatan tinggi. Sayapun berteriak sekencang-kencangnya. Liukan kendaraan yang membelok tajam,mendaki, menyusuri turunan curam memang sungguh meneror batin. Dashyat sekali apalagi menjelang akhir perjalanan ada cahaya menyilaukan menerpa wajah kami semua. Pengalaman 10 tahun lalu terulang kembali.

Untunglah teriakan kencang saya cukup menghalau rasa cemas yang menikam jantung. Saat turun dari wahana, saya langsung sempoyongan, stress berat dan tentu saja pucat. Luar biasa. Ini benar-benar pengalaman yang sungguh tak terlupakan,. Saya sempat tertawa terpingkal-pingkal saat melihat ekspresi tegang kami difoto. Rupanya cahaya menyilaukan yang kami lihat terakhir adalah kilatan blitz kamera .

Saat turun, mbak Rika menggoda kami semua, “Bagaimana, masih berani naik lagi?”. Saya spontan menggeleng kencang-kencang. Oh, sudah cukup pengalaman menegangkan hari ini. Jantung saya masih berdegup kencang. Sementara Benny yang terlihat kian putih kulitnya karena “pucat yang overdosis” menjawab datar,”Nggak ah, takut nanti kameranya jatuh. Yang lain aja kalau mau naik”. Isnuansa malah dengan berani menantang,”Yuuk kita naik lagi!”. Astaga, sungguh dirimu wanita perkasa, Is ! :))

Foto oleh : Priyadi

(bersambung)